Brigade Al-Qassam: Tentara Israel yang Ditawan Tewas saat Pasukan IDF Mencoba Membebaskannya
Upaya militer Israel untuk membebaskan tentaranya yang ditawan di Gaza, justru berakibat tewasnya tentara itu sendiri.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Seorang tentara Israel yang ditawan di Gaza, tewas dalam baku tembak antara sayap bersenjata Hamas Brigade Al-Qassam dengan militer Israel (IDF) yang mencoba membebaskannya.
Dilansir Anadolu Agency, upaya militer Israel untuk menyelamatkan tentaranya, berujung pada kematian tentara itu sendiri.
Selain itu, beberapa tentara Israel juga terluka.
“Pasukan khusus Israel berusaha maju untuk membebaskan seorang tahanan," ujar Brigade Al-Qassam dalam sebuah pernyataan, Jumat (8/12/2023).
“Baku tembak dengan pasukan Israel menyebabkan terbunuhnya tentara yang ditangkap, Sa'ar Baruch, 25 tahun, yang membawa nomor identitas 207775032.”
Sebuah senapan dan perangkat komunikasi juga disita dari “pasukan musuh”, tambah Brigade Al-Qassam.
Baca juga: Hampir Setengah Juta Warga Israel Tinggalkan Negaranya sejak Perang di Gaza Meletus
“Pesawat-pesawat tempur Israel melakukan intervensi dan membom tempat itu dengan serangkaian serangan untuk melindungi mereka saat mundur."
Belum ada komentar langsung dari tentara Israel mengenai perkembangan tersebut.
Israel melanjutkan serangan militernya terhadap Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya gencatan senjata selama seminggu dengan kelompok Palestina, Hamas.
Setidaknya 17.177 warga Palestina tewas dan lebih dari 46.000 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat yang tiada henti sejak 7 Oktober.
Pengakuan Tawanan Israel yang Dibebaskan: Lebih Takut Terkena Serangan Udara IDF daripada Hamas
Dalam kasus terpisah, seorang mantan tawanan Hamas di Gaza yang kini telah dibebaskan, mengatakan ia lebih takut terkena serangan Israel daripada Hamas yang menahan mereka.
Sejumlah bekas tawanan Israel yang telah dibebaskan mengungkapkan kemarahan mereka saat pertemuan dengan PM Benjamin Netanyahu, Selasa (5/12/2023).
Seorang wanita yang dibawa oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, berkata setiap harinya adalah tantangan, lapor media Israel Ynet yang dikutip Business Insider.
"Kami berada di terowongan, kami takut bukan karena Hamas, tapi takut Israel yang membunuh kami," kata wanita tersebut.