Menhan Israel Yoav Galant Klaim Ratusan Komandan Hamas Tewas di Gaza: Perang Sangat Sukses
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant mengklaim militernya telah menghancurkan ribuan militan dan ratusan komandan Hamas Palestina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Yoav Galant mengklaim militernya telah menghancurkan ribuan militan dan ratusan komandan Hamas Palestina selama operasi di Jalur Gaza.
"Perang melawan Hamas sangat sukses," kata Yoav Galant, dilansir dari saluran TV i24, yang mengutip pernyataan menteri itu saat pertemuan dengan tentara.
"Ribuan militan telah terbunuh, ratusan komandan di berbagai tingkatan, termasuk jenderal dan (militan) berpangkat lebih rendah (telah dieliminasi)," lanjutnya.
"Kami juga akan mencapai puncak kepemimpinan Hamas," ucapnya.
Dilansir Al Jazeera, menurut Galant, sebagian besar infrastruktur Hamas di Gaza juga telah hancur.
"Terowongan, infrastruktur militer, depot amunisi (hancur)," urainya.
Baca juga: IDF Gerebek Jenin, Qalqilya, Nablus, Jericho, Ramallah, Bethlehem hingga Hebron di Tepi Barat
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga menyita ratusan komputer.
Dari perangkat tersebut, IDF mengumpulkan informasi intelijen.
"Saya menjanjikan satu hal kepada Anda; kami akan menang, tidak ada pilihan lain," kata Menhan Israel.
Setelah berakhirnya gencatan senjata yang disepakati selama tujuh hari, Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember 2023.
Setidaknya 17.487 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 46.480 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat yang tiada henti di wilayah kantong tersebut, menyusul serangan lintas perbatasan oleh Hamas lewat Operasi Banjir Al-Aqsa.
Korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, menurut angka resmi, dilansir dari Reuters.
Baca juga: Brigade Al-Quds Menyergap IDF di Barat Gaza, Brigade Al-Qassam Rudal Pusat Komando Israel di Selatan
Kelaparan
Berdasarkan laporan Wakil Direktur Program Pangan Dunia PBB Carl Skau, setengah dari penduduk Gaza saat ini dilanda kelaparan massal buntut dari perang yang terus berlanjut antara Israel dan Hamas.
"Kondisi di Gaza membuat pengiriman hampir mustahil, bahkan karena perang, 9 dari 10 keluarga di Gaza tidak bisa makan secara rutin setiap hari," ujar Skau, dikutip dari BBC International.