Propaganda Israel Agar Hamas Menyerah, Netanyahu: Jangan Mati Demi Sinwar!
Yahya Sinwar adalah salah satu pemimpin Hamas paling diburu oleh Israel. Ia disebut sebagai dalang serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober silam.
Editor: Willem Jonata
![Propaganda Israel Agar Hamas Menyerah, Netanyahu: Jangan Mati Demi Sinwar!](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/perdana-menteri-israel-benjamin-netanyahu-7867y.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha keras dengan berbagai cara untuk melemahkan Hamas.
Salah satunya dengan mengklaim ratusan pasukan Hamas telah menyerah di Gaza dan ditangkap.
“Perang masih berlangsung tetapi ini adalah awal dari berakhirnya Hamas,” kata Netanyahu seperti dikutip Jerusalem Post.
Ia mendesak agar pasukan Hamas yang masih bertahan untuk tidak mengorbankan diri demi pemimpin mereka Yahya Sinwar.
“Saya katakan kepada Hamas, ini sudah berakhir. Jangan mati demi Sinwar. Menyerah sekarang,” seru Netanyahu.
Yahya Sinwar adalah salah satu pemimpin Hamas paling diburu oleh Israel. Ia disebut sebagai dalang serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober silam dan menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Menurut Netanyahu, beberapa pekan terakhir banyak pasukan Hamas meletakkan senjata mereka dan menyerahkan diri.
Netanyahu menyampaikan hal itu saat kekerasan di perbatasan utara memanas dan di tengah gencarnya publik internasional serukan gencatan senjata seperti halnya Rusia dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Bukan kali ini saja Netanyahu dan pasukan pertahanan Israel (IDF) melakukan propaganda sebagai upaya melemahkan Hamas.
Sebelumnya, IDF merilis foto 11 orang yang diklaim sebagai pimpinan Hamas yang sedang menikmati jamuan makan.
Baca juga: Netanyahu Telepon Putin, Kritik Sikap Rusia soal Perang Israel-Hamas di Gaza
Dikutip dari The New York Times, IDF mengklaim lima di antara 11 orang tersebut telah terbunuh.
Para pemimpin Hamas dalam foto terlihat duduk di kursi dan di depannya ada meja panjang yang rendah, penuh dengan buah-buahan, minuman, dan makanan lainnya.
Di bawah daerah kantong tersebut, terdapat ratusan terowongan yang dibangun Hamas untuk menyembunyikan dan mengangkut senjata, pesawat tempur, dan perlengkapan lainnya.
Sayap militer Hamas, Brigade Qassam, mengkonfirmasi bulan lalu bahwa setidaknya tiga orang dalam gambar telah tewas.
Mereka termasuk Ahmed al-Ghandour, pemimpin militer Gaza utara yang dikenal sebagai Abu Anas, dan wakilnya, Wael Rajab. Yang lainnya adalah Rafet Salman, seorang komandan batalyon Hamas.
IDF mengatakan, foto tersebut dirilis pada Selasa (5/12/2023).
"Foto itu diambil ketika kelompok tersebut bersembunyi di sebuah terowongan di bawah lingkungan perumahan dekat Rumah Sakit Indonesia di kota Beit Lahia, Gaza utara," urai IDF.
Pada bulan November, Juru bicara militer Israel mengatakan pasukannya telah menyerang terowongan tempat persembunyian al-Ghandour.
Dua pria lain dalam gambar yang menurut Israel telah dibunuh dan dituduh ikut serta dalam perencanaan serangan 7 Oktober.
Salah satunya, Asem Abu Rakba, yang mengawasi program drone Hamas.
Unit Intelijen Israel menganalisis foto tersebut, yang disita di Gaza.
Namun Israel tidak mengungkapkan siapa yang mengambil foto tersebut.
Beberapa detail foto, termasuk tanggal dan lokasi pastinya juga belum bisa diverifikasi secara independen.
IDF telah menargetkan para pemimpin Hamas sejak kelompok tersebut melancarkan serangan terhadap Israel selatan dengan menembakkan 5.000 roket pada 7 Oktober 2023.
Serangan Hamas dua bulan lalu, tercatat sebagai agresi paling mematikan dalam sejarah pertempuran dua pihak.
Mulai hari itu hingga Minggu (10/12/2023), Israel menyatakan perang terhadap Hamas dan bertujuan untuk menghancurkan organisasi tersebut.
Perang Israel-Hamas yang berkepanjangan telah menempatkan Gaza dalam keadaan terkepung.
Pasokan makanan terputus, bahan bakar habis.
Dan Jalur Gaza menjadi sasaran pemboman yang tiada henti.
Pasukan Israel dalam beberapa hari terakhir telah maju ke Gaza selatan dalam upaya untuk menemukan dan membunuh para pemimpin Hamas yang diyakini bersembunyi di sana.
Kelompok itu termasuk Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, dan Mohammed Deif, kepala Brigade Qassam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.