Populer Internasional: Sosok Juru Bicara Hamas Abu Ubaida - AS Rasakan Dampak setelah Bantu Israel
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya profil jubir Hamas Abu Ubaida hingga dampak yang dirasakan AS karena mendukung Israel.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal internasional dapat disimak di sini.
Abu Ubaida, juru bicara Hamas, kembali muncul setelah dilaporkan menghilang beberapa minggu. Tetapi siapakah sosoknya sebenarnya?
Sementara itu, AS mulai merasakan dampaknya karena membantu Israel dan juga Ukraina dalam perang.
Lebih dari 1400 jurnalis dari seluruh dunia tanda tangani petisi hentikan pembunuhan jurnalis di Gaza.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Sosok Abu Ubaida, Juru Bicara Brigade Al-Qassam yang Keluarkan Peringatan Keras untuk Israel
Baca juga: 180 Kendaraan Militer Israel Hancur dalam 10 Hari, Abu Ubaida Muncul Lagi Setelah Dua Minggu Hilang
Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, yang dilaporkan terluka dalam serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), kembali tampil di televisi dengan peringatan keras untuk Israel, WION melaporkan.
Pada hari Minggu (10/12/2023), sayap bersenjata Hamas tersebut mengatakan Israel tidak akan bisa mendapatkan kembali sanderanya sebelum pembicaraan kesepakatan pertukaran tawanan dilakukan.
Abu Ubaida menegaskan Israel tidak akan bisa mendapatkan kembali para sandera mereka dengan paksa.
Ia menyinggung kegagalan operasi IDF untuk membebaskan salah satu anggota mereka.
Ubaida juga menyebutkan bahwa pejuang Hamas telah menghancurkan sebagian atau seluruh 180 pengangkut personel Israel, tank, dan buldoser dalam 10 hari sejak perang kembali terjadi di Gaza.
Abu Ubaida kerap muncul di layar sejak 7 Oktober, setelah Mohammad Al-Deif, komandan Al-Qassam, mengumumkan operasi Banjir Al-Aqsa.
2. Mati-matian Bela Israel dan Ukraina, AS Pusing Rasakan Dampaknya: Kehabisan Mesiu dan Uang
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Ungkap Sering Berselisih Paham dengan PM Israel Benjamin Netanyahu
Amerika Serikat (AS) dilaporkan kehabisan bubuk mesiu setelah mati-matian membela Israel dan Ukraina.
Salah satu perusahaan besar yang memproduksi senjata api di AS juga sudah memperingatkan akan menaikkan harga amunisi dan mesiu tahun depan.
Perusahaan itu menyalahkan “peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia ini" atas kenaikan itu.
Akan tetapi, perusahaan tersebut tidak merinci peristiwa apa saja yang mempengaruhi harga mesiu secara langsung.
Sementara itu, seorang pensiunan letnan kolonel di Angkatan Udara (AU) AS bernama Karen Kwiatkowski mengatakan kelangkaan mesiu di AS disebabkan oleh negaranya yang terus mendukung Ukraina dan Israel.
3. 1400 Lebih Jurnalis dari Seluruh Dunia Tanda Tangani Petisi Hentikan Pembunuhan Jurnalis di Gaza
Baca juga: Profesor Terkemuka di Gaza Tewas dalam Serangan Udara, Sempat Ucap Tak Punya Tujuan untuk Pergi
Pekerja media dari seluruh dunia menuntut diakhirinya pembunuhan para jurnalis di Gaza.
Jurnalis Palestina yang meliput di Gaza mengungkap kengerian yang tidak bisa terlihat oleh dunia luar, kata kelompok media.
Lebih dari 1400 jurnalis dan pekerja media di seluruh dunia telah menandatangani petisi yang menuntut segera diakhirinya pembunuhan jurnalis di Gaza dan wilayah yang lebih luas.
“Sebagai anggota komunitas jurnalisme internasional, kami menyerukan diakhirinya pembunuhan terhadap jurnalis dan segala ancaman terhadap media yang meliput pemboman Israel di Gaza dan Lebanon serta meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut".
"Kami menyerukan perlindungan semua rekan kami oleh semua pihak,” demikian pernyataan yang ditandatangani oleh media persaudaraan bertajuk Untuk Rekan Kami.
“Kami mendukung semua kolega kami dan mengutuk pembunuhan jurnalis. Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk menjunjung tinggi kebebasan pers dan melindungi kehidupan dan keselamatan para awak media".
"Kami menuntut diakhirinya impunitas dalam pembunuhan jurnalis dan kami menyerukan mereka yang bertanggung jawab untuk dimintai pertanggungjawaban,” katanya.
Wartawan Palestina yang meliput di Gaza melakukan hal tersebut di tengah pembantaian dan kehancuran, mengungkap kengerian yang tidak akan terlihat oleh dunia luar.
4. Diboikot karena Dukung Israel, Puma Putus Sponsor untuk Timnas Israel, tapi Bukan karena Genosida
Baca juga: Puma Akan Berhenti Sponsori Tim Sepak Bola Nasional Israel di Tengah Perang di Gaza
Produsen sepatu dan pakaian olahraga asal Jerman, Puma, akan menghentikan sponsornya untuk tim sepak bola nasional Israel.
Keputusan ini muncul dalam laporan Financial Times yang mengutip kelompok Jerman, Selasa (12/12/2023).
Diketahui, Puma masuk dalam daftar produk yang diprioritaskan untuk diboikot oleh organisasi Boycott, Divestment, and Sactions (BDS), yang dipimpin oleh Palestina.
Menurut catatan BDS, Puma termasuk dalam sponsor utama Timnas Israel.
Puma sendiri telah menghadapi kritik atas "niat baiknya" pada Israel.
Tetapi, saat itu Puma menyebut aksinya mendukung Israel adalah "pengabdian terhadap kesetaraan universal".
(Tribunnews.com)