Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hamas Ubah Jalan-Jalan di Gaza Jadi Labirin Mematikan Bagi Pasukan Israel

IDF lebih memilih menghancurkan gedung untuk pergerakan pasukan ketimbang melintasi jalan-jalan di Gaza demi menghindari ranjau Hamas

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Hamas Ubah Jalan-Jalan di Gaza Jadi Labirin Mematikan Bagi Pasukan Israel
Mostafa Alkharouf – Anadolu Agency
Tentara Israel, tank, howitzer, dan kendaraan lapis baja terlihat saat pergerakan militer Israel terus berlanjut di perbatasan Gaza, di Nahal Oz, Israel pada 13 Desember 2023. 

Hamas Ubah Jalan-Jalan di Gaza Jadi Labirin Mematikan Bagi Pasukan Israel

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan di Reuters menyebut, korban tewas tentara Israel (IDF) di Perang Gaza sejak 7 Oktober 2023 sudah hampir dua kali lebih tinggi dibanding serangan darat pada tahun 2014.

Dalam ulasannya, Reuters menggambarkan hal itu sebagai cerminan seberapa jauh dan besar IDF telah berhasil memasuki Gaza dan efektivitas penggunaan taktik gerilya dan perluasan persenjataan oleh Hamas.

Dalam laporannya, kantor berita berbasis di London itu merangkum penjelasan Pakar militer Israel, seorang komandan Israel, dan sumber Hamas.

Baca juga: Terpaksa Masuk Terowongan Hamas, Insinyur Israel: Saya Kira Primitif, Ternyata Kokoh dan Canggih

Laporan itu menggambarkan bagaimana kelompok pembebasan Palestina menggunakan persediaan senjata dalam jumlah besar, pengetahuan mereka tentang medan dan jaringan terowongan yang luas untuk mengubah jalan-jalan di Gaza menjadi labirin yang mematikan.

"Mereka (Hamas dan milisi perlawanan Palestina di Gaza) memiliki senjata mulai dari drone yang dilengkapi granat hingga senjata anti-tank dengan muatan ganda yang kuat."

Sejak operasi militer darat Israel dimulai pada akhir Oktober, sekitar 110 tentara Israel telah terbunuh, ketika tank dan infanteri menyerbu kota-kota dan kamp-kamp pengungsi, berdasarkan angka resmi Israel. Sekitar seperempatnya adalah awak tank," tulis Reuters.

Berita Rekomendasi

Ulasan itu membandingkan jumlah korban saat ini dengan 66 korban IDF  pada konflik tahun 2014, ketika Israel melancarkan serangan darat yang lebih terbatas selama tiga minggu.

Saat itu tujuan operasi IDF bukan untuk melenyapkan Hamas.

“Tidak ada yang bisa membandingkan cakupan perang ini dengan tahun 2014, ketika sebagian besar pasukan kami beroperasi tidak lebih dari satu kilometer di dalam Gaza,” kata Yaacov Amidror, pensiunan mayor jenderal Israel dan mantan penasihat keamanan nasional, yang sekarang bekerja di Institut Yahudi untuk Keamanan Nasional Amerika (JINSA).

Dia mengatakan tentara “belum menemukan solusi yang baik untuk terowongan tersebut,” sebuah jaringan yang berkembang pesat dalam dekade terakhir.

Baca juga: Mesir Sudah Duluan, Aksi Israel Banjiri Terowongan Hamas di Gaza adalah Upaya Putus Asa yang Sia-sia

Serangan Israel dilancarkan setelah amukan orang-orang bersenjata Hamas pada tanggal 7 Oktober yang, menurut Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang – beberapa dari mereka kini telah dibebaskan.

Israel membalas lebih ganas dan sejak itu perang dimulai.

Lebih dari 18.000 orang telah terbunuh di Gaza, memicu tuntutan publik internasional untuk melakukan gencatan senjata dan bahkan seruan dari sekutu setia Israel, Amerika Serikat (AS), agar Tel Aviv melakukan perubahan strategi dan serangan yang lebih tepat.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas