Menlu Inggris dan Jerman Serukan Gencatan Senjata Berkelanjutan di Gaza: Banyak Warga Sipil Terbunuh
David Cameron dan Annalena Baerbock mengatakan terlalu banyak warga sipil yang terbunuh di Gaza.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
Di sisi lain, Israel mendapat tekanan yang semakin besar dari sekutu-sekutunya sehubungan dengan perang yang mereka lakukan di Gaza.
Di mana pendukung utamanya, Amerika Serikat, mengkritik pemboman yang dilakukan Israel sebagai respons terhadap serangan tanggal 7 Oktober sebagai tindakan yang tidak pandang bulu.
Baca juga: Dorong Pembebasan Sandera, PM Israel Benjamin Netanyahu Utus Tim Perunding Lakukan Negosiasi
Sebagai informasi, perang dimulai setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang yang sebagian besar warga sipil.
Serangan itu menyebabkan sekitar 240 orang menjadi sandera, menurut pihak berwenang Israel.
Israel pun bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan memulangkan para sandera.
Israel kemudian melancarkan serangan mematikan di Gaza, yang dikuasai oleh kelompok tersebut.
Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, perang tersebut telah menewaskan lebih dari 18.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Dikutip dari Al Jazeera, ratusan orang terjebak di dalam satu-satunya gereja Katolik di Gaza, termasuk kerabat anggota parlemen Inggris Layla Moran.
Gereja Paroki Keluarga Kudus mengatakan, penembak jitu Israel membunuh seorang ibu dan anak perempuan di sana dengan darah dingin.
Baca juga: Setelah Insiden 3 Sandera Terbunuh, Netanyahu: Israel Temui Qatar untuk Negosiasi dengan Hamas
Pemboman Israel terus berlanjut di Gaza, termasuk tiga rumah tinggal di Rafah.
Tiga warga Palestina tewas dalam serangan terpisah di Tepi Barat, kata Kementerian Kesehatan.
Sementara, misi pasokan PBB ke Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza utara menggambarkan unit gawat darurat sebagai pertumpahan darah.
Menteri Kesehatan Palestina menyerukan penyelidikan terhadap laporan saksi bahwa buldoser Israel menghancurkan orang-orang di halaman Rumah Sakit Kamal Adwan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)