Israel Tangkap dan Interogasi Khatib Masjid Al-Aqsa Buntut Dugaan Penghasutan
Israel telah menangkap dan menginterogasi khatib Masjid Al-Aqsa buntut dugaan penghasutan pada Minggu (17/12/2023) waktu setempat.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Khatib Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, Sheikh Ikrimah Sa'id Sabri ditangkap dan diinterogasi oleh Badan Intelijen Israel usai diduga melakukan penghasutan pada Minggu (17/12/2023) waktu setempat.
Hal ini disampaikan oleh kuasa hukum Sabri, Hamza Qutina.
"Sabri telah diinterogasi atas tuduhan penghasutan di Pusat Penahanan Moscovia di Yerusalem," ujarnya dalam pernyataan yang dikutip dari media Palestina, Wafa.
Khatib berumur 84 tahun itu sebelumnya sempat ditahan beberapa kali oleh Israel hingga dilarang selama beberapa bulan untuk memasuki Masjid Al-Aqsa.
Sosok Sabri memang dikenal sebagai pengkritik keras terkait upaya Israel mengambil alih wilayah Palestina.
Di sisi lain, Sabri sempat menjabat sebagai mufti atau sosok yang berwenang menghasilkan fatwa dengan cara ijtihad di Yerusalem dan Palestina pada tahun 1994-2006.
Baca juga: Mesir: Israel dan Hamas Terbuka soal Gencatan Senjata Lagi, tapi Ada Hambatan
Sebelumnya, pasukan Israel pun pernah menggerebek rumah Sabri pada awal Desember 2023 lalu dengan alasan tempat tinggalnya tidak sah.
Dikutip dari media Turki, Anadolu, saksi mata menyebut bahwa pasukan Israel yang terdiri dari polisi dan badan intelijen menggerebek rumah Sabri.
"Sekelompok besar polisi dan intelijen Israel menggerebek gedung tersebut, termasuk apartemen tempat tinggal Sheikh Sabri yang berusia 85 tahun di lingkungan Sawaneh di Yerusalem Timur pada Minggu pagi," katanya.
"Pihak berwenang melampirkan perintah pembongkaran pada pintu gedung, dengan alasan 'pembangunan tidak sah'," imbuhnya.
Menurut saksi mata, bangunan itu telah dibangun bertahun-tahun yang lalu.
Bangunan tersebut menampung lebih dari 100 warga Palestina di 18 apartemen tempat tinggal.
Hingga pukul 09.30 waktu setempat, baik pihak berwenang Israel maupun Sheikh Sabri belum menanggapi laporan saksi mata tersebut.
Profil Singkat Sheikh Sabri
Dikutip dari Britannica, Sheikh Ikrimah Sa'id Sabri merupakan pria kelahiran 1939.
Dia merupakan Mufti Agung Yerusalem Palestina sejak Oktober 1994-Juli 2006.
Adapun jabatannya itu diembannya setelah diangkat oleh Presiden Palestina kala itu, Yasser Arafat.
Namun, kemudian, jabatan yang diemban Sabri tersebut langsung dicopot oleh Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas pada Juli 2006.
Pada saat itu, berkembang isu bahwa pencopotan Sabri sebagai mufti diduga lantaran melonjaknya populartias dirinya hingga pandangan politik yang bersifat rasial.
Alhasil, Abbas pun menunjuk Muhammad Ahmad Hussein sebagai penerus Sabri.
Sabri pun tak luput dari hal kontroversial lewat pernyataannya.
Contohnya ketika dirinya diwawancarai pada tahun 1999 terkait situasi politik di Masjid Al-Aqsa.
Sabri, pada saat itu, meminta agar warga Yahudi menjauh dari Masjid Al-Aqsa jika ingin memperoleh kedamaian.
"Jika orang Yahudi menginginkan perdamaian, mereka akan menjauh dari Al-Aqsa. Ini adalah ketetapan Tuhan. Haram al-Sharif adalah milik Umat Islam," tuturnya saat itu.
Baca juga: IDF Bagikan Rekaman saat Saudara Yahya Sinwar Lakukan Tur Terowongan Hamas
Sabri juga menuding bahwa orang Yahudi berencana menghancurkan Masjidil Haram dengan membuat orang Kristen bekerja terhadapnya.
"Ini adalah cara orang Yahudi. Ini adalah cara setan memanifestasikan dirinya."
"Mayoritas orang Yahudi ingin menghancurkan masjid. Mereka sedang mempersiapkan ini saat kita berbicara," ujarnya.
Setahun berselang, Sabri kembali melontarkan pernyataan kontroversial ketika diwawancara oleh media Italia, la Repubblica terkait Holocaust.
Baca juga: Komandan Tentara Israel Tangkap Lebih dari 1.000 Orang Warga Gaza, Diklaim Pejuang yang Menyerah
Dia menyebut bahwa jumlah korban Yahudi dalam Holocaust yang mencapai jutaan adalah data bohong.
Bahkan, dia menuding bahwa Holocaust menjadi salah satu peristiwa yang dimanfaatkan Israel untuk meraih simpati dunia.
"Enam juta orang Yahudi mati? Tidak mungkin, jumlah mereka jauh lebih sedikit."
"Mari kita hentikan dongeng yang dieksploitasi oleh Israel untuk menangkap solidaritas internasional," kata Sabri dalam wawancara tersebut.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel