Reaksi Paus Fransiskus Saat Dua Wanita Kristen Ditembak Mati Pasukan Zionis di Gereja Gaza
Paus Fransiskus kembali menyatakan Israel menggunakan taktik terorisme di Gaza, menyesalkan laporan pembunuhan dua wanita Kristen
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, VATICAN – Paus Fransiskus kembali menyatakan Israel menggunakan taktik “terorisme” di Gaza, menyesalkan laporan pembunuhan dua wanita Kristen yang mengungsi di kompleks gereja oleh militer Israel.
Patriarkat Latin Yerusalem, otoritas Katolik di Tanah Suci mengatakan seorang “penembak jitu” Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh dua wanita, yang disebut Paus sebagai Nahida Khalil Anton dan putrinya Samar, ketika mereka berjalan menuju biara biarawati di kompleks Paroki Keluarga Kudus.
Patriarkat menambahkan bahwa tujuh orang lainnya juga ditembak dan terluka ketika mereka berusaha melindungi orang lain.
Baca juga: Hamas Jual Mahal Saat Netanyahu Isyaratkan Perundingan Pascaserangan IDF Tewaskan Sandera di Gaza
“Saya terus menerima berita yang sangat menyedihkan dan menyakitkan dari Gaza,” kata Paus Fransiskus.
“Warga sipil tak bersenjata menjadi sasaran pemboman dan penembakan. Dan ini terjadi bahkan di dalam kompleks paroki Keluarga Kudus, di mana tidak ada teroris, melainkan keluarga, anak-anak, orang sakit atau cacat, biarawati,” sambungnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan insiden tersebut masih dalam peninjauan dan belum dapat memberikan komentar mengenai kata-kata Paus tersebut.
Sementara militer Israel mengatakan perwakilan gereja telah menghubungi mereka mengenai ledakan di daerah tersebut, tetapi tidak melaporkan adanya korban di kompleks gereja.
“IDF hanya menargetkan teroris, infrastruktur teror dan tidak menargetkan warga sipil, tidak peduli agama mereka,” kata militer Israel.
Terlepas dari itu, Israel telah meningkatkan pemboman di Gaza pada Minggu (17/12/2023) malam waktu setempat. Serangan ini membuat sedikitnya 40 orang tewas, menurut pihak Palestina.