Cegah Korban Warga Sipil, Israel Akan Ubah Strategi Perang Lawan Hamas di Gaza
Israel berisiko kehilangan dukungan internasional karena telah disebut sebagai pemboman tanpa pandang bulu.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Israel mengisyaratkan akan secara bertahap melakukan transisi ke fase operasi berikutnya di Gaza.
Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant usai melakukan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengenai pertempuran dengan intensitas lebih rendah dan cara-cara untuk mengurangi kerugian terhadap warga sipil.
Gallant mengatakan penduduk setempat kemungkinan akan dapat kembali ke utara Gaza, yang merupakan wilayah terpadat di Mediterania sebelum invasi Israel sebagai pembalasan atas serangan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Tentara Israel :Terowongan Tersembunyi Hamas Sepanjang 4 Km Berisi Gudang Senjata Tempur
Baik Austin maupun Gallant tidak memberikan batas waktu untuk melakukan apa yang disebut Austin sebagai operasi "berkelanjutan".
“Segera kita akan dapat membedakan berbagai wilayah di Gaza,” kata Gallant dalam sebuah konferensi pers, Senin (18/12/2023).
“Di setiap wilayah di mana kami mencapai misi kami, kami akan dapat melakukan transisi secara bertahap ke fase berikutnya dan mulai berupaya mengembalikan penduduk setempat,” sambungnya.
Tekanan internasional terhadap Israel untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan telah meningkat setelah lebih dari 19.000 warga sipil di Gaza meninggal dunia akibat agresi yang dilakukan Israel tersebut.
Meskipun AS memberi Israel senjata dan dukungan diplomatik serta menolak seruan gencatan senjata, tetapi mereka justru memperkuat sikapnya terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu baru-baru ini.
Pekan lalu Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel berisiko kehilangan dukungan internasional karena apa yang disebutnya sebagai pemboman “tanpa pandang bulu”.