Dunia, Anak Perempuan Gaza, Kehilangan Kaki karena Serangan Udara, Kemudian Ditembak Saat Pemulihan
Anak perempuan di Gaza Usia 12 bernama Dunia harus kehilangan seluruh keluarganya dan juga kedua kakinya karena Serangan Udara Israel.
Penulis: Muhammad Barir
Dunia, Anak Perempuan Gaza, Kehilangan Kaki karena Serangan Udara, Kemudian Dibunuh Saat Pemulihan
TRIBUNNEWS.COM- Anak perempuan di Gaza Usia 12 bernama Dunia Abu Muhsen harus kehilangan seluruh keluarganya dan juga kedua kakinya karena Serangan Udara Israel.
Kemudian Dunia, dibunuh saat menjalani pemulihan di sebuah rumah sakit di Gaza.
Gadis Palestina, 12 Tahun, Kehilangan Keluarga dan Kakinya dalam Serangan Udara. Dia Dibunuh Saat Dalam Pemulihan di Rumah Sakit Gaza
“Saya sadar kaki saya terpotong karena ada darah dan saya tidak punya kaki,” katanya dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.
Baca juga: Mayoritas Pemuda di AS Ternyata Ingin Negara Israel Dilenyapkan, Zionis Terguncang?
Seorang gadis Palestina berusia 12 tahun yang mengatakan dia hanya ingin perang berakhir terbunuh dalam serangan Israel terhadap bangsal anak-anak di rumah sakit Gaza, kata kelompok bantuan Defense for Children International- Palestine dalam sebuah postingan di media sosial. .
Dia telah kehilangan satu kakinya dalam serangan yang menewaskan orang tua dan dua saudara kandungnya, dan sedang dalam masa pemulihan di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Namun saat pemulihan di sana, bangsal tersebut terkena serangan tank Israel pada Minggu malam, kata Defense for Children International Palestine dalam postingan tersebut.
Wanita muda pemberani itu ditampilkan dalam video mengharukan yang menyerukan diakhirinya perang.
Baca juga: Afrika Selatan Ancam Cabut Kewarganegaraan Afsel Jika Ada Warganya yang Ikut Perang Membela Israel
Dia mengatakan kepada pewawancara untuk badan amal Defense for Children International bahwa dia berharap seseorang akan membawanya ke luar negeri sehingga dia bisa menerima kaki palsu. Dan dia bilang dia ingin menjadi dokter ketika dia besar nanti.
“Saya hanya menginginkan satu hal,” katanya dalam video, yang dibuat selama gencatan senjata selama seminggu pada akhir November, “agar perang berakhir.”
Dia duduk di ranjang rumah sakit, dengan tenang menceritakan momen ketika hidupnya berubah selamanya.
“Ketika mereka menembaki kami dengan rudal kedua, saya terbangun dan dikelilingi oleh puing-puing,” katanya dengan tenang kepada pewawancara untuk badan amal tersebut.
Baca juga: Kelompok HAM: Warga Palestina yang Dipenjara di Israel Alami Penyiksaan, Seperti di Guantanamo
“Saya baru sadar kaki saya terpotong karena ada darah dan saya tidak punya kaki. Ayah dan ibu saya syahid, saudara laki-laki saya Muhammad dan saudara perempuan saya Dahlia juga,” katanya dengan tenang.