Ayah dari Sandera yang Ditembak Pasukan Israel Kecam Netanyahu: Kau Bunuh Anakku Dua Kali
Ayah dari salah satu sandera Israel yang ditembak IDF, menyampaikan amarah dan kekecewaannya terhadap PM Benjamin Netanyahu.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Ayah dari salah satu sandera Israel yang ditembak mati oleh pasukan Israel, menyampaikan pesan untuk pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Saya akan mengatakan ini kepada pemerintah. Anda membunuh anak saya dua kali,” kata Avi Shamriz kepada NBC News pada hari Senin (18/12/2023).
“Anda membiarkan Hamas mengambil anak saya pada 7 Oktober, dan Anda membunuh anak saya pada 14 Desember.”
Dilaporkan sebelumnya, pasukan militer Israel secara tidak sengaja menembak dan membunuh putra Shamriz yang berusia 26 tahun, Alon, selama pertempuran sengit dengan militan Hamas pada hari Jumat (15/12/2023).
Pasukan Israel juga secara keliru membunuh dua sandera lainnya, yang diidentifikasi bernama Yotam Haim dan Samer Talalka.
Avi Shamriz, yang berbicara kepada NBC News dari kibbutz Shefayim, menyatakan kebenciannya terhadap pemerintahan Netanyahu.
Baca juga: 2 Sandera Israel Muncul di Video Brigade Al-Quds: Netanyahu Ingin Kami Mati, Rudal IDF Ancam Kami
“Mereka tidak bisa melayani kami,” kata Shamriz tentang pemerintahan Netanyahu.
"Mereka bukan pemimpin kami. Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri, kursi mereka, dan gaji mereka.”
“Mereka tidak memikirkan tentang para sandera.”
“Mereka tidak memikirkan kami."
Dalam beberapa hari terakhir, kemarahan masyarakat Israel atas terbunuhnya tiga sandera Israel semakin meningkat.
Ratusan demonstran turun ke jalan-jalan di Tel Aviv pada hari Sabtu.
Banyak warga Israel menekan pemerintah untuk memperbarui perundingan dengan Hamas guna menjamin pembebasan segera puluhan sandera yang tersisa.
Netanyahu juga menuai kecaman internasional atas serangan militer Israel di Gaza, di mana lebih dari 19.400 orang terbunuh dan lebih dari 52.000 orang terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.
90 persen populasi juga telah mengungsi, menurut PBB.
Kronologi 3 Sandera Israel Ditembak Pasukan Israel
Baca juga: Sebelum Ditembak Mati, 3 Sandera Israel Tulis Pesan SOS Pakai Sisa Makanan
Penembakan tidak disengaja 3 sandera tersebut terjadi di Shijaiyah, sebuah lingkungan di Gaza yang dianggap sebagai basis Hamas.
Di tengah pertempuran, menurut Pasukan Pertahanan Israel, mereka secara keliru mengidentifikasi tiga sandera Israel sebagai ancaman.
“Tentara melepaskan tembakan ke arah mereka dan mereka terbunuh,” kata Laksamana Muda Daniel Hagari, kepala juru bicara IDF.
Dia menambahkan bahwa jenazah mereka kemudian diangkut ke wilayah Israel, di mana identitas mereka dikonfirmasi.
Perdana Menteri Israel menyampaikan belasungkawanya dalam sebuah postingan di platform media sosial X pada hari Jumat.
“Seluruh Israel berduka malam ini,” kata Netanyahu dalam postingan tersebut.
"Ini adalah zona pertempuran di mana telah terjadi banyak insiden dalam beberapa hari terakhir."
"Pelajaran langsung dari peristiwa tersebut kini diteruskan ke semua pasukan tempur di lapangan."
3 Sandera Warga Israel yang Ditembak IDF Sempat Kibarkan 'Bendera Putih'
Tiga sandera yang tewas ditembak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) rupanya sempat memberikan tanda menyerah.
Baca juga: Hamas Respons Israel yang Mau Pertukaran Tahanan Lagi: Rilis Video Sandera yang Memohon Dibebaskan
Setidaknya salah satu sandera memegang "bendera putih", ujar seorang pejabat militer Israel, dilansir Sky News.
Bendera putih yang dipegang sandera itu dibuat dari kain yang diikat pada sebatang kayu atau ranting.
Awalnya, mereka muncul dari sebuah gedung sekitar 10 meter dari posisi pasukan Israel di daerah Shejaiya.
"Mereka semua tidak memakai baju dan ada tongkat yang ada kain putih di atasnya," kata pejabat itu.
"Seorang tentara melihat mereka, tetapi tentara lainnya merasa terancam dan melepaskan tembakan, dua orang tewas seketika," kata pejabat militer.
Sandera ketiga terluka dan mundur ke gedung terdekat.
Di sana ia sempat meminta bantuan dalam bahasa Ibrani.
“Komandan batalion segera mengeluarkan menghentikan tembakan, tetapi sekali lagi terjadi ledakan tembakan ke arah yang orang ketiga tersebut dan dia akhirnya meninggal."
“Ini melanggar aturan keterlibatan kami,” tambahnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)