Hamas Rilis Video Rakit Senapan Ghoul, Punya Jangkauan Jarak Jauh, Jadi Mimpi Buruk Tentara Israel
Hamas merilis video saat merakit senapan sniper Ghoul yang digunakan dalam perang melawan Israel. Hamas menulis mereka siap memanen tentara Israel.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Brigade Al-Qassam mengunggah video pendek yang memperlihatkan proses produksi senapan sniper Ghoul.
Video berjudul "Kami menciptakan dengan tangan kami sendiri apa yang akan kami gunakan untuk memanen kepala Anda (tentara Israel-red)" itu memperlihatkan senapan sniper Ghoul yang diproduksi oleh sejumlah anggota Hamas.
Senapan Ghoul adalah salah satu senjata yang digunakan oleh para sniper Hamas dalam perang melawan Israel.
Sebelumnya, Hamas memperkenalkan senapan ini dalam Operasi Eaten Storm ketika berperang melawan Israel pada tahun 2014 di Jalur Gaza.
Sniper Ghoul diprediksi akan menjadi mimpi buruk bagi tentara Israel.
Sebab, senapan ini memiliki jangkauan jarak jauh dan mematikan, yaitu mencapai 2 kilometer dan menggunakan amunisi 14,5 mm.
Brigade Al-Qassam sebelumnya mengumumkan senapan sniper Ghoul berukuran yang lebih panjang dari senapan sniper Rusia yang paling terkenal, model Dragunov; model Steyr dari Austria; dan model Shaher dari Iran.
Baca juga: Ada di Daftar Tahanan Israel, Siapa Marwan Barghouti yang Ingin Dibebaskan Hamas?
Penamaan Senapan Ghoul
Nama “Ghoul” untuk senapan sniper Hamas diambil dari nama Adnan al-Ghoul atau Abu Bilal, salah satu pemimpin Brigade Al-Qassam, yang disebut sebagai pelopor industri militer Hamas.
Al-Ghoul memimpin unit manufaktur militer di Brigade Al-Qassam dan bertanggung jawab sebagai Wakil Kepala Staf.
Berasal dari keluarga pengungsi pada masa Nakba (1948) dari desa Herbia, Adnan al-Ghoul lahir pada 24 Juli 1958 di sebuah kamp pengungsi di sebelah barat Kota Gaza.
Ia memulai peran militernya sejak awal, sebelum pecahnya intifada pertama pada tahun 1987, seperti dikutip dari Cairo24.
Namun, kelompok militernya tertangkap oleh Israel dan Al-Ghoul kemudian pergi ke luar negeri untuk belajar tentang kemiliteran hingga kembali ke Gaza pada 1990-an.
Baca juga: Israel Klaim Temukan Terowongan di Bawah Rumah Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas di Gaza
Al-Ghoul berhasil membuat roket dan peluru Qassam pertama bersama dua rekannya yang Nidal Farhat dan Tito Masoud, meskipun ada pengepungan dan pendudukan Israel di Jalur Gaza pada saat itu.