Laut Merah Lagi Panas, Giliran India Kirim Dua Kapal Perang Berpeluru Kendali ke Perairan Yaman
Kedua kapal perusak berpeluru kendali India itu ditugaskan untuk berpatroli di perairan dekat Aden di tengah gangguan yang melibatkan milisi Houthi
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Giliran India Kirim Dua Kapal Perang Berpeluru Kendali ke Perairan Yaman di Tengah Ketegangan Laut Merah
TRIBUNNEWS.COM - India dilaporkan mengerahkan dua kapal perang mereka ke perairan Yaman di tengah meningkatnya eskalasi di Laut Merah.
Dua kapal perang yang dikirim Angkatan Laut India adalah berjenis kapal perusak.
Keduanya disebutkan dikirim untuk berpatroli di Teluk Aden, yang menghubungkan Laut Merah di Barat dengan Laut Arab di Timur.
India dilaporkan mengirimkan kapal perangnya sebagai bagian dari operasi keamanan maritim dan anti-pembajakan.
Baca juga: Ansarallah Houthi Yaman Tantang AS Cs, Iran Peringatkan Bakal Ada Banjir Darah di Laut Merah
Perkembangan ini terjadi sehari setelah Amerika Serikat (AS) membentuk satuan tugas multinasional untuk melindungi kapal dagang yang menjadi sasaran milisi Ansarallah Houthi Yaman.
Houthi melancarkan blokade di Laut Merah terhadap kapal-kapal pelayaran berentitas Israel sebagai respons dan dukungan terhadap perjuangan milisi perlawanan Palestina di Gaza, Hamas dalam perang melawan Tentara Israel.
Baca juga: Cawe-cawe AS di Laut Merah, Kebodohan Lawan Houthi yang Bahayakan Satu Dunia Demi Israel
Dua Kapal Perang Berbagi Tugas
"Dua kapal perusak berpeluru kendali India, INS Kochi dan INS Kolkata, ditugaskan untuk memantau dan melindungi kapal dagang di Teluk Aden, yang merupakan jalur seperenam dari seluruh pelayaran komersial global, Hindustan Times melaporkan pada Selasa (19/12/2023).
Menurut laporan tersebut, INS Kochi ditugaskan melindungi kapal dagang dari perompak Somalia di muara Laut Merah.
Sedangkan INS Kolkata ditempatkan di Teluk Aden untuk meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.
Langkah India ini dilakukan beberapa hari setelah Angkatan Laut India mengirim pesawat yang terbang melintasi MV Ruen, kapal berbendera Malta yang dibajak oleh perompak Somalia.
Kapal tersebut dilaporkan dikelola oleh Navigation Maritime Bulgare Bulgaria, di dekat pulau Socotra di Yaman pada 15 Oktober.
"Angkatan Laut India tetap berkomitmen untuk menjadi yang pertama merespons di kawasan ini dan memastikan keselamatan pelayaran niaga, bersama dengan mitra internasional dan negara-negara asing yang bersahabat,” kata Angkatan Laut India dalam pernyataannya.
Baca juga: Pimpinan Tertinggi Houthi Yaman Deklarasikan Siap Tempur Hadapi Serangan Langsung Israel
Houthi Hanya Targetkan Kapal Berentitas Israel
Belakangan, jalur pelayaran internasional di kawasan teluk, utamanya di Laut Merah, tidak hanya memiliki tantangan dari perompak Somalia yang terkenal membajak kapal tanker dagang, tapi juga dari milisi Houthi Yaman.
Jika perompak Somalia beraksi untuk mendapatkan uang tebusan dengan target kapal manapun, Houthi justru menjadi ancaman besar hanya bagi pelayaran dan kapal berentitas Israel.
Houthi menargetkan kapal-kapal, terutama yang sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Israel, dengan rudal dan drone dalam status penghalauan.
Namun, seiring eskalasi konflik, Houthi juga mengancam akan menaikkan serangan ke skala 'penenggelaman' terhadap kapal-kapal berentitas Israel.
Baca juga: AS Kelabakan, Arab Saudi dan UEA Ogah Gabung Satgas Maritim Laut Merah Buat Perangi Houthi
AS Bentuk Satgas Maritim
Serangan Houthi itu semakin intensif dalam beberapa pekan terakhir sebagai reaksi terhadap perang Israel-Hamas.
Pada Senin, kelompok pemberontak mengatakan mereka telah menyerang Swan Atlantic milik Norwegia dan MSC Clara menggunakan drone angkatan laut untuk “menunjukkan solidaritas” dengan warga Palestina di Gaza.
Laporan mengenai India yang meningkatkan kehadiran Angkatan Lautnya di kawasan ini terjadi setelah AS meluncurkan Satuan Tugas (Satgas) maritim bersama dengan negara-negara sekutu seperti Inggris, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, untuk membantu mengamankan lalu lintas pelayaran di kawasan perairan tersebut.
Baca juga: Cawe-cawe AS di Laut Merah, Kebodohan Lawan Houthi yang Bahayakan Satu Dunia Demi Israel
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan inisiatif koalisi tersebut pada Senin, dengan mengatakan kalau Operation Prosperity Guardian akan berupaya untuk memastikan kebebasan navigasi melalui Laut Merah dan di Teluk Aden.
Austin mendesak “negara-negara yang berupaya untuk menjunjung tinggi prinsip dasar kebebasan navigasi ” untuk bersatu melawan serangan tersebut.
“Serangan-serangan ini sembrono, berbahaya, dan melanggar hukum internasional,” kata Austin saat konferensi pers di Tel Aviv.
(oln/*/RT/TC)