2,3 Juta Penduduk Gaza Berisiko Menderita Kelaparan Akut Akibat Perang Israel-Hamas
sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza berisiko menderita kelaparan akut, karena pasokan makanan yang mulai menipis
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Program Pangan Dunia (WFP) memperkirakan sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza berisiko menderita kelaparan akut, karena pasokan makanan yang mulai menipis seiring dengan berlangsungnya perang antara Israel dan Hamas.
Laporan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) yang diterbitkan pada Kamis (21/12/2023) menyebutkan proporsi rumah tangga di Gaza yang terkena dampak kerawanan pangan akut tingkat tinggi adalah yang terbesar yang pernah tercatat secara global.
Tingkat kelaparan di Gaza bahkan telah melampaui kelaparan yang hampir terjadi di Afghanistan dan Yaman dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Setengah Juta Warga Gaza Terancam Kelaparan Akibat Ulah Israel
“Ini adalah situasi di mana hampir semua orang di Gaza kelaparan,” kata Arif Husain, kepala ekonom WFP.
“Orang-orang sangat dekat dengan wabah penyakit dalam jumlah besar karena sistem kekebalan tubuh mereka menjadi sangat lemah karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan,” sambungnya.
Situasi kemanusiaan di Gaza telah memburuk dengan cepat sejak Israel memulai operasi militer besar-besaran pada tanggal 7 Oktober 2023 dengan serangan udara besar-besaran dan serangan darat yang menghancurkan wilayah-wilayah kantong yang luas.
“Ada risiko kelaparan, dan hal ini semakin meningkat setiap harinya karena situasi permusuhan yang intens dan terbatasnya akses kemanusiaan saat ini terus berlanjut atau memburuk,” kata IPC untuk Gaza.
Distribusi bantuan di Gaza terhambat oleh operasi militer, inspeksi bantuan yang diminta oleh Israel, pemadaman komunikasi dan kekurangan bahan bakar.
Baca juga: RS Indonesia di Gaza: Dibombardir, Dituding Jadi Markas Hamas, Kini Jadi Markas Tentara Israel
Beberapa warga Palestina yang putus asa di Gaza telah menjarah truk bantuan untuk mencoba mendapatkan pasokan makanan dan barang-barang lainnya yang langka.
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat pemboman tanpa henti Israel di Gaza telah melampaui 20.000 orang, di mana sekitar 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Sekitar 1,9 juta penduduk Gaza atau lebih dari 80 persen populasi telah diusir dari rumah mereka. Lebih dari satu juta orang memadati tempat penampungan PBB.
Perang juga telah menyebabkan kehancuran sektor kesehatan di Gaza. Hanya sembilan dari 36 fasilitas kesehatan yang masih berfungsi sebagian dan semuanya berlokasi di wilayah Selatan.