Rusia Buru Wanita Aktivis Anti Korupsi Maria Pevchikh, Kawannya Alexei Navalny Sudah Masuk Penjara
Pevchikh yang berkewarganegaraan ganda yaitu Rusia dan Inggris tersebut masuk daftar pencarian orang (DPO)
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Aktivis antikorupsi Rusia Maria Pevchikh menjadi buronan pemerintah Rusia.
Pevchikh yang berkewarganegaraan ganda yaitu Rusia dan Inggris tersebut masuk daftar pencarian orang (DPO) oleh Kementerian Dalam Negeri Rusia pada Kamis (21/12/2023).
Russia Today melaporkan, wanita ini juga dikenal rekan penting tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny yang saat ini divonis penjara 19 tahun.
Baca juga: Ratusan Warga Nepal Bergabung dengan Tentara Rusia Berperang Melawan Ukraina, Ada Pensiunan Polisi
Saat ini Maria Pevchikh menjabat sebagai pemimpin Yayasan Anti Korupsi (FBK) pimpinan Navalny pada Maret 2023.
Pengumuman kementerian tersebut hanya memberikan sedikit rincian mengenai alasan di balik status buron Pevchikh, dan hanya menyatakan bahwa Pevchikh dicari karena melanggar KUHP Rusia.
Selain Pevchikh, seorang aktivis lainnya juga mendapat status sama. Ia adalah pembawa acara saluran YouTube Navalny Dmitry Nizovtsev. Baik Pevchikh dan Nizovtsev sudah tidak tinggal di Rusia lagi. Diduga mereka tinggal di Inggris.
Meski tak ketahuan apa kesalahan Pevcikh, ia dikenal sebagai aktivis yang sangat berseberangan denga pemerintahan Vladimir Putin.
Outlet berita yang berafiliasi dengan Navalny, Sirena, melaporkan pada Agustus 2022 bahwa Pevchikh dan Nizovtsev termasuk di antara setidaknya delapan rekan tokoh oposisi yang diasingkan yang akan didakwa berdasarkan undang-undang sensor masa perang Rusia.
Pevchikh mengetuai dewan Yayasan Anti-Korupsi (FBK) Navalny, yang telah menerbitkan serangkaian investigasi tingkat tinggi terhadap dugaan korupsi di kalangan tokoh senior pemerintah.
Baca juga: Membongkar Kedok Propaganda Rusia di Ukraina
Mahkamah Agung Rusia menyatakan FBK sebagai organisasi “ekstremis” pada tahun 2021, sehingga dukungan publik dan kerja sama apa pun dengan organisasi tersebut dapat dikenakan tuntutan pidana.
Larangan ini secara luas dipandang sebagai pembalasan atas upaya mereka mengungkap korupsi di kalangan elit Rusia.
Disebutkan oleh Moscow Times Banyak rekan Navalny telah meninggalkan Rusia di bawah ancaman penjara di tengah meluasnya tindakan keras terhadap perbedaan pendapat pada masa perang.
Navalny, yang menjalani hukuman sembilan tahun penjara atas tuduhan penipuan setelah kembali ke Rusia pada tahun 2021 setelah dirawat di rumah sakit karena dugaan keracunan, pada bulan Agustus 2023 dijatuhi hukuman 19 tahun penjara karena “ekstremisme.”
Pada bulan Mei, Pevchikh ditambahkan ke daftar 'agen asing' Rusia, sebuah status yang diperuntukkan bagi individu yang menerima dana asing atau dianggap 'di bawah pengaruh asing' ketika berusaha mempengaruhi kebijakan atau opini publik Rusia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.