Serangan Israel di Gaza Termasuk Paling Mematikan dalam Sejarah: Setara Pemboman Sekutu ke Jerman
Serangan Israel ini termasuk yang paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, GAZA- Serangan Israel di Gaza disebut termasuk yang paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah.
Para ahli menyatakan bahwa serangan militer Israel di Jalur Gaza setara dengan pemboman Sekutu terhadap Jerman pada Perang Dunia II.
Dalam waktu dua bulan, serangan tersebut telah menimbulkan lebih banyak kerusakan dibandingkan penghancuran Aleppo di Suriah antara 2012 dan 2016 atau serangan Mariupol di Ukraina.
Baca juga: Israel Jatuhkan Bom Paling Destruktif ke Jalur Gaza, Berat Lebih dari 900 Kg
Selain itu, serangan ini telah membunuh lebih banyak warga sipil daripada yang dilakukan koalisi pimpinan Amerika dalam serangan tiga tahunnya melawan kelompok ISIS.
Diberitakan AP News pada Jumat (22/12/2023), militer Israel tidak menjelaskan jenis bom dan artileri yang digunakan di Gaza.
Tetapi dari pecahan ledakan yang ditemukan di lokasi dan analisis rekaman serangan, para ahli yakin bahwa sebagian besar bom yang dijatuhkan di wilayah tersebut adalah buatan AS.
Termasuk senjata-senjata penghancur bunker seberat 900 kilogram yang telah menewaskan ratusan orang di daerah padat penduduk.
Dengan jumlah korban tewas sedikitnya 20.000 orang di Gaza Palestina, komunitas internasional menyerukan gencatan senjata.
Tetapi, Israel berjanji terus maju dengan mengatakan ingin menghancurkan kelompok Hamas.
Hal itu dipicu serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan menyandera 240 warga Israel.
Pemerintahan Joe Biden diam-diam terus memasok senjata ke Israel. Namun pekan lalu, Presiden AS Joe Biden secara terbuka mengakui bahwa Israel kehilangan legitimasi internasional atas apa yang disebutnya sebagai pemboman tanpa pandang bulu.
Dampak serangan Israel di Gaza
Serangan Israel telah menghancurkan lebih dari dua pertiga seluruh bangunan di Gaza utara dan seperempat bangunan di wilayah selatan Khan Younis.
Hal itu menurut analisis data satelit Copernicus Sentinel-1 oleh Corey Scher dari CUNY Graduate Center dan Jamon Van Den Hoek dari Oregon State University, ahli dalam memetakan kerusakan pada masa perang.
Untuk persentase bangunan yang rusak di wilayah Khan Younis meningkat hampir dua kali lipat hanya dalam dua minggu pertama serangan Israel di selatan.
Baca juga: Momen Sangat Langka, PNS di Belanda Berdemo, Berani Kecam Pemerintahnya soal Perang di Gaza