Eks Jurnalis yang Vokal ke Pemerintah Kandas jadi Bacapres, Putin Kian Digdaya di Pilpres Rusia
Kepala komisi, Ella Pamfilova, mengatakan anggota komisi menolak bulat upaya Duntsova untuk bertarung dalam pemilihan tanggal 17 Maret mendatang.
Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Asa mantan jurnalis televisi Rusia, Yekaterina Duntsova, untuk mencalonkan diri sebagai kandidat independen di pemilihan presiden Rusia pupus.
Hal ini terjadi setelah pendaftarannya dicegah oleh Komisi Pemilu Rusia.
Duntsova sendiri maju langsung melawan Presiden Vladimir Putin lewat jalur Independen dalam pendaftarannya.
Di usia 40 tahun, Duntsova mengajukan dokumen pencalonannya pada hari Rabu (20/12/2023) untuk menantang Putin melalui jalur independen.
Pada hari Sabtu (23/12/2023), Komisi Pemilihan Umum Rusia menolak aplikasi yang diajukan Duntsova.
Baca juga: 29 Orang Calonkan Diri di Pilpres Rusia
Seperti yang dikutip Tribunnews.com dari Russian Today, Pihak Komisi berdalih adanya banyak kesalahan dalam dokumen yang diberikan Dunstovs.
Kepala komisi, Ella Pamfilova, mengatakan anggota komisi menolak bulat upaya Duntsova untuk bertarung dalam pemilihan tanggal 17 Maret mendatang.
Karena keputusan tersebut, pihak komisi mengatakan Duntsova tidak dapat melanjutkan ke tahapan berikutnya untuk pencalonan diri yakni mengumpulkan ribuan tanda tangan pendukung.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-668, Belanda Kirim Jet F-16 untuk Zelensky
"Anda adalah seorang wanita muda, masih banyak yang bisa Anda lakukan ke depan," kata Pamfilova terkait nasihatnya untuk Duntsova.
Sejauh ini, Putin belum menghadapi kompetisi dalam kampanye presiden baik di jalur independen ataupun lewat jalur pencalonan dari partai.
Pamfilova sendiri mengatakan terhitung pada hari Sabtu sebanyak 29 orang telah mendaftar untuk mencalonkan diri sebagai presiden namun belum ada satu pun selain Putin yang memenuhi Syarat.
Dalam wawancara dengan agensi berita Reuters bulan lalu, Duntsova menyerukan pembebasan tahanan politik, termasuk Navalny.
Dia juga menghindari menggunakan kata "perang" dalam wawancara untuk menjelaskan konflik Rusia-Ukraina, yang oleh Putin disebut sebagai "operasi militer khusus," sambil mengakui bahwa dia merasa takut.
"Setiap orang yang waras yang mengambil langkah ini pasti merasa takut, tetapi ketakutan tidak boleh menang," tambahnya.
Ia juga ditanyai apakah komisi akan memberinya izin bagi siapapun untuk bertarung melawan Putin.
Duntsova pun mempertanyakan mengapa perlu bicara tentang izin jika itu adalah haknya sesuai dengan hukum.
(Tribunnews.com/Bobby)