Kapal Tanker Kimia Diserang Drone di Samudera Hindia, Pentagon Tuding Houthi Yaman
sebuah drone dilaporkan telah menyerang kapal tanker kimia Chem Pluto berbendera Liberia yang tengah melintas di Samudera Hindia.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pesawat tak berawak (drone) dilaporkan telah menyerang kapal tanker kimia Chem Pluto berbendera Liberia yang tengah melintas di Samudera Hindia.
Tidak ada korban jiwa akibat penyerangan tersebut, namun insiden itu sontak mengundang perhatian publik lantaran memicu ketegangan regional terhadap jalur pelayaran setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
“Kapal tanker kimia berbendera Liberia, milik Jepang, dan dioperasikan Belanda itu telah diserang saat sedang berlayar dari Arab Saudi ke India. Insiden itu terjadi 200 mil laut barat daya Kota Veraval di negara bagian Gujarat, India,” juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson, dikutip dari CNN International.
Baca juga: Aliansi Rapuh AS di Laut Merah, Anggota NATO Ogah-ogahan Diajak Perang Lawan Houthi Yaman
Para pejabat Amerika yang berada di Gedung Pentagon menilai serangan drone yang memicu kebakaran itu merupakan ulah dari milisi Houthi Yaman. Tuduhan tersebut dilontarkan lantaran pemerintah Iran, beserta pasukan militan sekutunya di Yaman, akhir-akhir ini kerap melakukan penyerangan terhadap kapal dagang yang terafiliasi dengan Israel.
Tuduhan tersebut juga dibuktikan dengan laporan data intelijen AS yang menunjukkan Iran terlibat dalam perencanaan operasi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.
“Houthi Yaman mengancam semua kapal yang menuju ke Israel, apapun kewarganegaraannya, akibatnya mereka harus mengubah rute navigasi maritim hal ini akan berdampak pada kenaikan harga produk impor sekitar 3 persen, yang akan menambah beban keuangan Israel,” jelas Direktur Jenderal Pelabuhan Israel, Eilat.
Baca juga: Rudal Houthi di Laut Merah Diduga Pakai Teknologi China, Ansarallah Duluan Pakai Ketimbang PLA?
Serangan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Houthi Yaman, sejak perang antara Hamas dan Israel memanas, milisi ini secara resmi memblokade akses kapal-kapal dagang internasional agar tidak melakukan perjalanan menuju Israel di Laut Merah.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey yang melaporkan kapal pengangkut minyak curah miliknya telah hangus terbakar karena dihantam dua drone Houthi saat berlayar di Laut Merah pada pekan lalu.
Sebuah kapal kontainer yang tengah bersandar 101 km dari laut pelabuhan Hodeida, Yaman utara juga dilaporkan terbakar akibat serangan pesawat nirawak yang ditembakkan kelompok Houthi.
Menyusul yang lainnya, Pentagon juga mengabarkan sebuah kapal perang milik angkatan militernya serta beberapa kapal komersial telah rusak karena diserang bom kelompok Houthi saat melintas di Laut Merah.
55 Kapal Dagang Internasional Putar Balik Hindari Terusan Suez
Dampak dari serangan dan blokade itu, Otoritas Terusan Suez (SCA) melaporkan setidaknya 55 kapal dagang internasional telah mengalihkan rute menuju Cape of Good Hope untuk menghindari Terusan Suez, terhitung sejak 19 November.
Puluhan kapal kontainer mulai putar balik mengelilingi Afrika menuju jalur Terusan Suez yang menghubungkan laut Tengah dengan Laut Merah agar tak menjadi sasaran target Houthi Yaman.
Imbasnya biaya pengiriman impor melonjak naik dan membuat keuntungan pasar terpangkas sebanyak 85 persen, hingga Israel merugi sepuluh setengah miliar shekel, atau sekitar 3 miliar dolar AS.