Israel Gunakan Bom Paling Merusak di Zona Aman Gaza, Mayoritas Korban Perempuan dan Anak-anak
Israel telah menggunakan bom terbesar dan paling merusak di zona aman wilayah Khan Younis, Gaza Selatan. Menurut laporan, mayoritas korban adalah anak
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Perayaan Malam Natal di Betlehem, Tepi Barat yang diduduki Israel nampak sepi layaknya kota hantu.
Lampu-lampu perayaan dan pohon Natal yang biasanya menghiasi Manger Square hilang, begitu pula kerumunan turis asing dan marching band pemuda yang berkumpul di Kota Tepi Barat setiap tahun untuk menandai hari raya tersebut.
Baca juga: Israel Bombardir Gaza Utara Sepanjang Hari Minggu, Termasuk Kamp Pengungsi, Ratusan Orang Tewas
Puluhan pasukan keamanan Palestina berpatroli di lapangan kosong tersebut.
"Tahun ini, tanpa pohon Natal dan tanpa lampu, yang ada hanyalah kegelapan," kata Frater John Vinh, seorang biarawan Fransiskan dari Vietnam, dikutip dari AP.
Vinh mengatakan dia selalu datang ke Bethlehem untuk merayakan Natal, tapi tahun ini sangat menyedihkan.
Dia menatap pemandangan kelahiran Yesus di Manger Square dengan bayi Yesus yang terbungkus kain kafan putih, mengingatkan kita pada ribuan anak yang terbunuh dalam pertempuran di Gaza.
Kawat berduri mengelilingi tempat kejadian, puing-puing abu-abu tidak mencerminkan cahaya gembira dan semburan warna yang biasanya memenuhi alun-alun selama musim Natal.
Baca juga: Brigade Qassam Klaim Bunuh 6 Tentara Israel dalam Ledakan Bom di Gaza
Pembatalan perayaan Natal merupakan pukulan telak bagi perekonomian kota.
Pariwisata menyumbang sekitar 70 persen pendapatan Betlehem – hampir semuanya selama musim Natal.
Karena banyak maskapai penerbangan besar membatalkan penerbangan ke Israel, hanya sedikit orang asing yang berkunjung.
Pejabat setempat mengatakan lebih dari 70 hotel di Bethlehem terpaksa ditutup, menyebabkan ribuan orang menganggur.
"Kami tidak bisa membenarkan menanam pohon dan merayakannya seperti biasa, ketika sebagian orang (di Gaza) bahkan tidak punya rumah untuk ditinggali," kata Ala'a Salameh, salah satu pemilik restoran.
Baca juga: Israel Gempur Kamp Pengungsi Al-Maghazi di Malam Natal, 70 Warga Gaza Tewas
Salameh mengatakan, Malam Natal biasanya menjadi hari tersibuk dalam setahun.
"Biasanya tidak ada satu pun kursi untuk diduduki, kami penuh dari pagi hingga tengah malam," kata Salameh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.