Pesan-pesan Paus Fransiskus Saat Misa Malam Natal Basilika Santo Petrus di Vatikan
Pemimpin tertinggi umat Katolik di dunia, Paus Fransiskus menyampaikan khotbah pada misa malam Natal 2023 di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Minggu.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Pada Senin (25/12/2023) pukul 11.00 (GMT), Paus Fransiskus akan menyampaikan pesan dan doa berkat Hari Natal 2023 "Urbi et Orbi" (kepada kota dan dunia).
Pesan-pesan Misa Malam Natal yang disampaikan Paus Fransiskus beberapa jam setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyerukan akan memerangi wilayah kantong Palestina di Gaza.
Selama perang sejak 7 Oktober, Paus Fransiskus telah mengajukan banyak permohonan untuk gencatan senjata dalam konflik yang berkecamuk di Gaza dan menyerukan pembebasan semua tawanan.
Bethlehem, yang dikenal sebagai kota kelahiran Yesus, berada di Tepi Barat yang diduduki.
Umat Kristen percaya bahwa Yesus Kristus dilahiran di kandang domba, dan ditempatkan di palungan, lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Kota ini membatalkan perayaan Natal tahunannya yang biasanya menyedot perhatian dunia dengan gemerlap dan kemeriahannya.
Baca juga: IDF Gerebek Jenin, Qalqilya, Nablus, Jericho, Ramallah, Bethlehem hingga Hebron di Tepi Barat
Bethelem tidak menampilkan pohon raksasa bahkan marching band.
Di pusat kota, sebuah bendera besar Palestina dikibarkan dengan spanduk bertuliskan, "Lonceng Betlehem berbunyi untuk gencatan senjata di Gaza."
"Bethlehem merayakan Natal dengan kesedihan dan kesedihan atas apa yang terjadi di Gaza dan di seluruh Tepi Barat, seluruh wilayah Palestina,"kata Menteri Pariwisata Palestina Rula Maayah.
Patriark Latin Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa, tiba pada hari Minggu (24/12/2023) di Gereja Kelahiran, mengenakan keffiyeh tradisional hitam dan putih.
"Hati kami tertuju ke Gaza, kepada semua orang di Gaza, tetapi perhatian khusus kami tertuju kepada komunitas Kristen di Gaza yang menderita," katanya, dikutip dari France24.
"Kami di sini untuk berdoa dan meminta tidak hanya gencatan senjata, gencatan senjata saja tidak cukup… kekerasan hanya menghasilkan kekerasan," ucapnya.
"Banyak orang yang mati demi tanah ini," kata Nicole Najjar, seorang siswa berusia 18 tahun.
"Sangat sulit untuk merayakannya ketika rakyat kita sedang sekarat," lanjutnya.
Baca juga: Warga Kembali Rayakan Natal di Bethlehem Setelah 2 Tahun Lockdown