Presiden Kuba: Genosida oleh Negara Teroris Israel Adalah Penghinaan Bagi Seluruh Umat Manusia
Presiden Miguel Diaz-Canel mengecam kekerasan di Gaza beberapa hari setelah parlemen Kuba menyetujui deklarasi solidaritas terhadap Palestina
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Presiden Kuba: Genosida oleh Negara Teroris Israel Adalah Penghinaan Bagi Seluruh Umat Manusia
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel menyerukan diakhirinya perang Israel-Hamas di Jalur Gaza yang telah berlangsung selama lebih dari dua setengah bulan.
Secara blak-blakan, Miguel Diaz-Canel menyebut Israel sebagai negara teroris.
Agresi militer Israel ke Gaza, kata Miguel Diaz-Canel, adalah aksi genosida yang menghina semua umat manusia di dunia modern saat ini.
Baca juga: Aliansi Rapuh AS di Laut Merah, Anggota NATO Ogah-ogahan Diajak Perang Lawan Houthi Yaman
“Genosida yang dilakukan oleh negara teroris Israel di Gaza merupakan penghinaan bagi seluruh umat manusia. Berapa lama impunitas akan terjadi? Berapa lama lagi akan ada cara bebas untuk membunuh? Kuba, yang tidak akan pernah bersikap acuh tak acuh, berulang kali menyuarakan suaranya untuk Palestina,” kata Miguel Diaz-Canel di X (twitter), Selasa (26/12/2023)
Negara kepulauan tersebut telah berulang kali mengutuk kekerasan di Palestina.
Bahkan Parlemen Kuba menyatakan solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Pada Rabu (20/12/2023) kemarin, kongres Kuba menyatakan deklarasi yang menyatakan dukungan terhadap rakyat Palestina.
"Parlemen Kuba mengutuk pembunuhan ribuan warga Palestina di Jalur Gaza, lebih dari 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, sebagai akibat dari pemboman tanpa pandang bulu yang dilakukan oleh Israel sejak 7 Oktober,” sebut deklarasi tersebut, dilansir Anadolu.
Baca juga: Lebih 180 Perempuan Gaza Melahirkan Setiap Hari di Tengah Bombardemen Israel yang Sasar Anak-anak
“Situasi saat ini adalah konsekuensi dari praktik pendudukan dan kolonisasi ilegal Israel selama 75 tahun, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap hak-hak asasi rakyat Palestina di wilayah mereka sendiri,” kata deklarasi tersebut.
Pernyataan parlemen Kuba tersebut juga menunjuk pada keterlibatan pemerintah Amerika Serikat dalam genosida ini dengan menghalangi tindakan Dewan Keamanan PBB melalui hak veto yang tidak demokratis dan tidak berlaku lagi untuk melindungi tindakan berlebihan pemerintah Israel.
"Deklarasi (parlemen Kuba) juga menyatakan impunitas yang dengannya Tindakan Israel (genosida rakyat Palestina) hanya dapat dijelaskan dengan keyakinannya bahwa tidak akan ada konsekuensi karena dukungan pemerintah Amerika Serikat,” sebut deklarasi tersebut.
Baca juga: Dua Tentara Israel Tewas Kena Tembak Tank Sendiri, IDF: Tidak Sengaja, Dikira Hamas
Netanyahu Tetap Mau Perang Habis-habisan
Meskipun beberapa sekutu Israel baru-baru ini menyerukan agar Tel Aviv mengurangi intensitas operasi militernya serta lebih melindungi warga sipil, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk terus melancarkan perang habis-habisan melawan kelompok pembebasan Palestina, Hamas.
Israel telah melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.
Serangan membabi-buta dalam bombardemen Israel itu menewaskan sedikitnya 20.915 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 54.918 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan gencar tersebut telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur dan hampir 2 juta orang terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Adapun sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas bertajuk Operasi Banjir Al Aqsa awal Oktober silam.
(oln/*/AA)