Rusia 'Pede' Ukraina Menyerah di Musim Panas 2024, Pasukan Zelensky Sudah Tak Kredibel Lagi
Perekrutan dan pelatihan yang tidak benar, tentaranya terus berkurang karena perang menjadi penyebab kualitas prajurit Ukraina terus menurun.
Editor: Hendra Gunawan

“Musim dingin akan sangat penting bagi tentara Ukraina. Dan musim semi akan menjadi kemenangan bagi kami,” kata pejabat itu kepada outlet tersebut.
Pada hari Senin, sebuah rancangan undang-undang diperkenalkan di parlemen Ukraina yang secara radikal akan mengubah dinas militer di negara tersebut.
Antara lain, undang-undang ini memberikan hukuman yang berat bagi para pengelak wajib militer.
Orang-orang yang tidak melapor untuk bertugas akan ditolak hak-hak dasarnya berdasarkan sistem yang diusulkan, termasuk kendali atas aset mereka dan izin untuk mengemudikan kendaraan.
Pejabat senior Ukraina telah mendesak negara-negara asing yang menampung pengungsi Ukraina untuk membantu Kiev memaksa pengungsi yang memenuhi syarat untuk kembali ke negaranya.
Sudah Sebut Kyiv Milik Rusia
Sementara Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa tujuan utama operasi Rusia di Ukraina adalah melucuti senjata dan penolakan ideologi neo-Nazi di negeri itu.
"Penggulingan rezim Bandera yang berkuasa adalah tujuan lain yang tidak diumumkan," ujarnya.
Medvedev menyebut pemerintahan Zelensky sebagai rezim Bandera mengacu pada pemimpin pemberontakan Stepan Andriyovych Bandera.
“Penggulingan rezim Bandera yang berkuasa jelas bukan sebuah pernyataan, namun merupakan tujuan yang sangat penting dan tak terelakkan yang harus dan akan kita capai,” kata Medvedev, menjawab pertanyaan dari RIA Novosti.
Eks Presiden Rusia ini menjelaskan bahwa Rusia telah merebut sejumlah kota-kota di Ukraina merupakan kota milik Rusia.
"Odessa, Dnepropetrovsk (Ukraina mengganti nama kota tersebut menjadi Dnepr), Kharkiv, Mykolaiv, dan Kyiv adalah kota-kota Rusia, namun diduduki sementara," ujarnya.
“Semuanya masih ditandai dengan warna kuning dan biru pada peta kertas dan tablet elektronik,” kata Medvedev.
Pada saat yang sama, Medvedev tidak mengesampingkan negosiasi damai dengan Ukraina.
“Rusia tidak pernah menolak mereka [negosiasi], tidak seperti pemerintah Ukraina yang gila.
“Negosiasi” semacam itu tidak dibatasi oleh waktu. Mereka mungkin bertahan sampai pasukan Bandera dari Aliansi Atlantik Utara kalah total dan menyerah,” kata Medvedev.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.