Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Babak Baru Ketegangan di Laut Merah, Iran Kerahkan Kapal Perang Alborz, Puji Aksi Berani Houthi

Sambil mengerahkan kapal perangnya, kepala keamanan Iran memuji 'tindakan berani' Houthi yang menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Babak Baru Ketegangan di Laut Merah, Iran Kerahkan Kapal Perang Alborz, Puji Aksi Berani Houthi
HO / IRANIAN ARMY OFFICE / AFP
Kapal perang Angkatan Laut Republik Islam Iran ALBORZ selama latihan gabungan Iran-Rusia-China di Samudera Hindia dan Teluk Oman pada 28 Desember 2019. 

TRIBUNNEWS.COM - Iran menolak seruan Amerika Serikat dan Inggris untuk mengakhiri dukungannya terhadap aksi kelompok Houthi Yaman di Laut Merah.

Membantah terlibat langsung dalam aksi Houthi yang menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel, Iran kini mengerahkan kapal perangnya ke Laut Merah.

Kapal perusak Alborz, yang beroperasi sebagai kapal militer armada ke-94 angkatan laut Iran, melintasi selat Bab-el-Mandeb dan memasuki Laut Merah pada hari Senin (1/1/2024), The Guardian melaporkan.

Kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim tidak memberikan rincian apa misi Alborz di sana.

Namun, dikatakan kapal perang perusak itu telah beroperasi di perairan terbuka untuk mengamankan rute pelayaran, memerangi pembajakan, dan melaksanakan tugas lainnya sejak 2009.

Di saat yang bersamaan, Ali Akbar Ahmadian, sekretaris dewan keamanan nasional tertinggi Iran (SNSC), bertemu Mohammed Abdulsalam, juru bicara Houthi.

Ahmadian memuji “tindakan berani” para pejuang Houthi melawan “agresi Zionis”.

Baca juga: Perang Israel-Hamas Meluas, Iran Kerahkan Kapal Perang Alborz ke Laut Merah

Berita Rekomendasi

Ketegangan antara AS dan kelompok Houthi yang didukung Iran, meningkat ke titik tertinggi pada hari Minggu (31/12/2023) ketika militer AS menenggelamkan tiga kapal Houthi dan menewaskan 10 militan.

Sebelumnya, kapal-kapal Houthi telah menyerang sebuah kapal komersial milik perusahaan pelayaran Maersk.

Inggris dan AS, mungkin bersama negara Eropa lainnya, sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan peringatan resmi kepada Houthi.

AS dan sekutunya mengancam akan menyerang instalasi militer di Yaman di sepanjang pantai Laut Merah jika Houthi tidak menghentikan serangan mereka.

Kelompok Houthi mengatakan, serangannya akan terus berlanjut sampai Israel mengizinkan pasokan bantuan kemanusiaan secara penuh ke Gaza.

Pemimpin milisi Houthi, Abdulmalik al-Houthi, memperingatkan bahwa pasukannya akan menargetkan kapal perang Amerika di Laut Merah, selat Bab al-Mandab dan Teluk Aden jika terjadi serangan terhadap Yaman oleh Washington.

Iran dinilai bertanggung jawab atas serangan Houthi

Pada hari Minggu, beberapa jam sebelum pertemuan tingkat tinggi antara Iran dan Houthi, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menelepon Menlu Iran, Hossein Amir-Abdollahian, untuk memperingatkannya bahwa Inggris menganggap Teheran ikut bertanggung jawab atas serangan Houthi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan tidak ada alasan untuk menuduh Iran seperti itu tetapi menyebut Teheran berdiri di belakang “gerakan perlawanan Palestina”.

“Iran dengan bangga mengumumkan bahwa kami mendukung gerakan perlawanan Palestina untuk pembebasan tanah mereka,” kata Nasser Kanaani, mengecam intervensi Cameron.

Iran kini serius melibatkan diri dalam konflik dengan Israel dengan mengirim kapal perang Alborz ke Laut Merah.
Iran kini serius melibatkan diri dalam konflik dengan Israel dengan mengirim kapal perang Alborz ke Laut Merah. (The New Arab)

Baca juga: Makin Panas Iran Kirim Kapal Perangnya ke Laut Merah

Meskipun Houthi didukung oleh Iran, kemampuan mereka untuk melawan angkatan laut AS terbatas.

Houthi menguasai Yaman utara, pelabuhan strategis Hodeidah dan ibu kota Sana’a.

Namun pemerintah resmi Yaman, yang didukung Saudi dan diakui PBB yang berbasis di selatan, menentang serangan terhadap kapal-kapal tersebut.

Operasi Perlindungan Laut Merah yang Diinisiasi AS

Desember lalu, AS meluncurkan Operation Prosperity Guardian, sebuah gerakan multinasional yang bertujuan melindungi jalur laut.

Meskipun banyak negara barat menyumbangkan sejumlah pelaut, hanya Inggris yang menyediakan kapal.

Baik Arab Saudi maupun Uni Emirat Arab tidak mengumumkan bahwa mereka bergabung dengan koalisi tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas