Cerita WNI di Jepang: Kami Semua Lari ke Bukit Saat Ada Peringatan Tsunami
Dubes RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, mengungkapkan Prefektur Ishikawa terdampak tsunami setelah gempa mengguncang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JEPANG - Kedutaan Besar RI di Jepang mencatat ada 1.315 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Prefektur Ishikawa yang terdampak gempa berkekuatan magnitudo 7,6 yang mengguncang Jepang, Senin (1/1/2024) kemarin.
Dubes RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, mengungkapkan Prefektur Ishikawa terdampak tsunami setelah gempa mengguncang.
Selain Ishikawa, Heri menyebut ada beberapa wilayah lain yang terdampak tsunami yaitu Yamagata hingga Toyama.
KBRI Tokyo mencatat terdapat 1.315 warga negara Indonesia yang menetap di Prefektur Ishikawa, 1.344 di Prefektur Toyama dan 1.132 di Prefektur Niigata, menurut Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Tokyo, Meinarti Fauzie.
Mengungsi ke Bukit
Sementara itu dilaporkan sebanyak 18 WNI yang tinggal di Kota Suzu, Prefektur Ishikawa terpaksa bermalam di luar ruangan di atas bukit setelah gempa besar mengguncang Semenanjung Noto di dekat Prefektur Ishikawa.
Bersama warga Jepang, mereka membuat api unggun untuk menghangatkan diri dari suhu musim dingin yang mencapai 0 derajat Celsius.
Suhu diperkirakan akan lebih dingin lepas tengah malam waktu setempat.
Baca juga: Gempa M 7,4 Guncang Ishikawa Jepang, Peringatan Tsunami Dinyalakan Lagi Sejak 2011
Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo itu memicu gelombang tsunami di pesisir utara dan tengah Jepang, dengan peringatan resmi mengatakan gelombang tsunami di beberapa tempat diperkirakan bisa mencapai 5 meter.
Sejauh ini, gelombang setinggi 1,2 meter telah menerjang pelabuhan Wajiima di Prefektur Ishikawa pada Senin (1/1/2023) pukul 16.21 waktu setempat, menurut kantor berita nasional NHK.
Kota Toyama di Prefektur Toyama juga melaporkan gelombang tsunami setinggi 0,8 meter.
Sebelumnya, pemerintah Jepang sudah meminta agar para penduduk di wilayah pesisir Noto di prefektur Ishikawa agar “evakuasi secepatnya ke dataran tinggi,” demikian dilansir NHK.
Sedikitnya ada enam kasus orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan, kata sekretaris kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, dalam konferensi pers, Senin (01/01).