Cerita WNI di Jepang: Kami Semua Lari ke Bukit Saat Ada Peringatan Tsunami
Dubes RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, mengungkapkan Prefektur Ishikawa terdampak tsunami setelah gempa mengguncang.
Editor: Hasanudin Aco
Pada Senin malam, Jepang telah menurunkan tingkat “peringatan tsunami besar” untuk wilayah Noto menjadi “peringatan tsunami” yang lebih rendah, lapor kantor berita Reuters.
Peringatan tsunami juga tetap berlaku di Prefektur Niigata dan Toyama.
WNI: Kami Lari ke Bukit
Rizal Sokobiki, salah satu dari 18 WNI yang terpaksa bermalam di atas bukit setelah gempa mengatakan listrik padam dan masih ada gempa susulan sehingga mereka memilih bertahan di luar ruangan.
Belasan WNI itu bekerja di kapal perikanan dan tinggal di asrama yang terletak di tepi pantai.
“Jaraknya dari laut itu dekat sekali, cuma 200 meter kelihatan laut dari asrama menuju bukit. Karena ada peringatan tsunami jadi lari semua ke atas bukit,” jelas Rizal Sokobiki, WNI asal Tuban, Jawa Timur kepada wartawan Sri Lestari yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Rizal menyebutkan lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah berjarak cukup jauh dari tempat tinggalnya.
Ia mengatakan hanya membawa sedikit air minum dan jajanan untuk bekal bermalam.
Hingga wawancara dilakukan pada Senin (01/01) pukul 22.20 waktu setempat, ia mengaku belum ada bantuan dari pemerintah Jepang.
Ketika gempa terjadi ia bersama rekan-rekannya tengah beristirahat di asrama karena tidak bertugas di laut.
“Semua anak-anak sedang istirahat di kamar masing-masing, ada yang sedang makan berhamburan lari semua.”
Selama dua tahun bekerja di Ishikawa, ia mengatakan baru kali ini merasakan gempa yang cukup besar.
Gempa yang Menakutkan