Saleh Al-Arouri Terbunuh, Hamas Hentikan Semua Negoisasi dan Pertukaran Sandera dengan Israel
Hamas membekukan pembicaraan mengenai gencatan senjata di Gaza setelah pembunuhan Arouri oleh Israel.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Saleh Al-Arouri Terbunuh, Hamas Hentikan Semua Negoisasi dan Pertukaran Sandera dengan Israel
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan pembebasan Palestina di Gaza, Hamas dilaporkan telah menghentikan negosiasi mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza.
Anadolu Agency melaporkan, Hamas juga membekukan potensi pertukaran sandera dengan Israel, menurut sumber Palestina pada Selasa (2/3/2023).
“Hamas mengatakan kepada mediator tentang keputusannya untuk membekukan semua diskusi mengenai gencatan senjata di Gaza atau pertukaran sandera dengan Israel,” kata sumber tersebut kepada Anadolu.
Baca juga: Ngebom Tanpa Izin AS, Israel Cuci Tangan: Kami Tak Targetkan Hizbullah, Hamas: Pengecut!
Langkah tersebut dilakukan tak lama setelah wakil Ketua Hamas, Saleh Al-Arouri, dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak Israel di kantor Hamas di ibu kota Lebanon, Beirut, menurut Kantor Berita Nasional resmi Lebanon.
Hamas mengonfirmasi kalau Arouri dan dua komandan sayap militernya, Brigade Al-Qassam, tewas dalam serangan yang menyebabkan sedikitnya enam orang tewas.
Arouri adalah pemimpin Hamas paling senior yang dibunuh oleh Israel sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.
Setidaknya 22.185 warga Palestina telah terbunuh dan 57.035 lainnya terluka, sebagian besar anak-anak dan wanita, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur.
Bombardemen tanpa pandang bulu Israel juga membuat hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.