Hamas Selalu Bantah Pakai RS Jadi Markas, Intelijen AS Konfirmasi RS Al Shifa adalah Pusat Komando
Kelompok militan Hamas sudah berulang kali membantah tuduhan yang menyebut mereka menggunakan rumah sakit di Gaza sebagai markas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
"Saya dapat mengonfirmasi kepada Anda bahwa kami memiliki informasi bahwa Hamas dan Jihad Islam Palestina menggunakan beberapa rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk Al Shifa, dan terowongan di bawahnya untuk menyembunyikan dan mendukung operasi militer mereka serta menyandera,” kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
Baca juga: WHO: Kelaparan dan Penyakit Menular Meningkat, Sebabkan Risiko Tingginya Angka Kematian di Gaza
Badan-badan intelijen AS yakin bahwa Hamas dan kelompok Palestina lainnya yang memerangi Israel menggunakan Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza untuk memimpin pasukan dan menyandera beberapa orang, menurut laporan intelijen Amerika yang baru dibuka pada hari Selasa (2/1/2024).
Target militer yang sah
Para pejabat Israel mengatakan Hamas telah membangun sebuah kompleks besar di bawah rumah sakit tersebut, menjadikannya target militer yang sah.
Namun para kritikus mengatakan operasi militer tersebut secara efektif memutus dan menutup bagian penting dari jaringan medis Gaza dengan sedikit bukti bahwa Hamas menggunakan rumah sakit tersebut sebagai pos komando.
Baca juga: Saleh Al-Arouri Dibunuh Israel, Hamas Blokir Pembicaraan soal Gencatan Senjata di Gaza
Kompleks tersebut digunakan oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina untuk memimpin pasukan yang berperang melawan Israel, kata pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya.
Badan intelijen AS belum mengungkapkan bukti yang menjadi dasar penilaian mereka.
Pejabat itu mengatakan AS telah mengkonfirmasi informasi tersebut secara independen, dilansir Times of Israel.
Seorang pejabat senior intelijen AS mengatakan pada hari Selasa (2/1/2024) bahwa pemerintah Amerika terus percaya bahwa Hamas menggunakan kompleks rumah sakit dan lokasi di bawahnya untuk menjalankan aktivitas komando dan kontrol, menyimpan senjata dan menyandera “setidaknya beberapa orang.”
Setelah operasi, militer Israel membawa wartawan ke sebuah lubang di kompleks yang mengarah ke jaringan terowongan.
Belakangan, militer menunjukkan terowongan di bawah rumah sakit.
Baca juga: Amerika Serikat Tolak Seruan Pejabat Israel untuk Usir Warga Palestina dari Gaza
Dalam beberapa minggu sejak operasi tersebut, organisasi berita terus mengajukan pertanyaan tentang kehadiran Hamas di rumah sakit tersebut.
Dan organisasi kesehatan dan kemanusiaan mengkritik operasi Israel.
Sebuah tim kemanusiaan yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia, yang mengunjungi Al-Shifa segera setelah pasukan Israel menyerbu rumah sakit tersebut, menyebutnya sebagai “zona kematian.”