Israel Gagal Jebak Hamas Pakai Robot Bersuara Tank dan Senapan di Jalur Gaza Tengah
Israel gagal menjebak Hamas menggunakan robot yang bersuara mirip tank dan senapan di Bureij di Jalur Gaza tengah. Kemarin, satu perwira Israel tewas.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Seorang komandan dari Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengungkapkan teknik yang digunakan Israel dalam perang di Jalur Gaza.
Ia mengatakan Israel menggunakan tipuan suara robot untuk menjebak anggota Hamas.
“Musuh (Israel) melakukan tindakan penipuan terbuka untuk menjebak anggota perlawanan (Hamas) dan memikat mereka ke kamp Bureij,” katanya kepada Al Jazeera, Rabu (3/1/2024).
“Musuh mengoperasikan robot yang mengeluarkan suara tank dan kendaraan, disertai dengan suara tembakan," lanjutnya.
Pemimpin tersebut menegaskan metode penipuan tentara pendudukan Israel bertujuan untuk mengungkap lokasi para mujahidin, namun pejuang Hamas tetap waspada untuk menggagalkannya.
Pada Rabu (3/1/2024), Brigade Al-Qassam mengatakan mereka menghancurkan kumpulan kendaraan pendudukan dan tentara di kota Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, dengan mortir.
Baca juga: Hizbullah Ancam Perangi Israel Habis-habisan Tanpa Aturan, Akui Israel Kalah di Gaza: Kami Tak Takut
Sementara tentara Israel mengumumkan, pada hari yang sama, ada 25 tentara yang terluka selama 24 jam terakhir.
Sebelumnya, dilaporkan ada seorang perwira berpangkat mayor dari pasukan elit di Korps Teknik Israel yang terbunuh dalam pertempuran di Jalur Gaza bagian utara.
“Petugas Meron Gersh terbunuh dalam pertempuran di Jalur Gaza utara,” lapor Radio Tentara Israel mengatakan di X, Rabu (3/1/2024).
Menurut radio tersebut, tentara tersebut berusia 21 tahun dan berasal dari daerah Petah Tikva (tengah), sedangkan tentara tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang pembunuhannya.
Sementara itu, Channel 12 Israel mengatakan, perwira tersebut berpartisipasi dalam perang di Gaza sebagai bagian dari unit Yahalom, unit elit di korps teknik tentara.
Tentara Israel juga mengumumkan, pada Selasa (2/1/2024) malam, seorang tentara tewas dan lima lainnya terluka parah dalam pertempuran di Jalur Gaza.
Dengan terbunuhnya Petugas Gersh, jumlah total kematian tentara pendudukan Israel sejak awal perang pada 7 Oktober lalu meningkat menjadi 509, termasuk 175 orang yang terbunuh sejak awal operasi darat pada 27 Oktober 2023.
Baca juga: Israel Siapkan Skenario Jahat Baru, Pindahkan Rakyat Palestina ke Kongo
Hamas Palestina vs Israel
Israel sebelumnya mengindikasikan para petinggi Hamas adalah target selanjutnya setelah Israel meluncurkan operasi darat di Jalur Gaza.
Perang Israel dan Hamas makin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut, menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 138 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 22.185 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Rabu (3/1/2024), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel