Lital Shemesh, Presenter Berita Israel Bawa Senjata saat Siaran di Studio
Media pro Israel, Channel 14 Israel, mempekerjakan Lital Shemesh, presenter berita yang dizinkan membawa senjata saat siaran langsung di studio.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Media berita Israel Today merilis foto Lital Shemesh, seorang presenter berita Channel 14 Israel yang membawa satu senjata di pinggangnya ketika melakukan siaran di studio.
Channel 14 Israel adalah saluran TV Israel yang pro dengan pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
"Di antara wanita yang mempersenjatai diri adalah Lital Shemesh, pembawa berita Channel 14," lapor Israel Today, Rabu (3/1/2024).
“Shemesh muncul di siaran live kemarin (Selasa, 2 Januari 2024), dan di sebelah mikrofon juga terlihat senjata,” lanjutnya.
Surat kabar tersebut menyatakan Channel 14 yang beraliran kanan adalah yang paling sedikit ditonton dan paling tidak kredibel menurut jajak pendapat, karena Channel 12 menduduki peringkat pertama, kemudian Channel 13, disusul Channel 11, lalu Channel 14.
Baca juga: Israel Gagal Jebak Hamas Pakai Robot Bersuara Tank dan Senapan di Jalur Gaza Tengah
Warga Israel Berupaya Dapat Senjata
Setelah Hamas meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, warga Israel banyak yang mengajukan izin kepemilikan senjata kepada pemerintahnya.
Menteri Keamanan Nasional Israel sekaligus ekstremis zionis, Itamar Ben Gvir, juga menyarankan agar pemerintah membagikan senjata kepada warga Israel.
Seminggu setelah 7 Oktober 2023, Knesset mengeluarkan peraturan untuk meringankan kriteria untuk memiliki senjata.
Sejak itu, sudah ada lebih dari 225.000 permohonan izin senjata yang diajukan kepada otoritas Israel, seperti diberitakan Globes Israel.
Di radio-radio Israel, warga Israel juga didesak untuk mengajukan izin kepemilikan senjata sebagai bagian dari kampanye Itamar Ben Gvir sebagai "Israel mempersenjatai dirinya sendiri".
Baca juga: Siapa Pemukim Israel yang Serang dan Usir Warga Palestina di Tepi Barat?
Mengapa Banyak Warga Israel yang Membawa Senjata?
Eran Ezra, seorang firma hukum dan notaris Israel, menulis dalam artikelnya "Mengapa negara mendorong membawa senjata", mengenai alasan banyaknya warga Israel yang membawa senjata karena keadaan yang relatif tidak aman di sana dan ancaman keamanan yang terus berkembang.
Selain itu, kecemasan akan terjadinya serangan mendadak seperti 7 Oktober 2023 dan tidak adanya petugas yang berjaga, mendorong lebih banyak warga Israel untuk memiliki senjata.
Namun, selain untuk melindungi diri, sejumlah pemukim Israel juga menggunakan senjatanya untuk mengintimidasi warga Palestina di Tepi Barat, sebelum menjarah tanah dan rumah mereka.
Sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS), menunda pengiriman senjata M16 ke Israel karena khawatir senjata-senjata itu akan jatuh ke tangan pemukim Israel yang melakukan kekerasan di Tepi Barat.
Baca juga: Pemukim Israel Tolak Balik ke Rumah Mereka di Dekat Jalur Gaza Meski Diiming-imingi Uang Besar
Hamas Palestina vs Israel
Israel sebelumnya mengindikasikan para petinggi Hamas adalah target selanjutnya setelah Israel meluncurkan operasi darat di Jalur Gaza.
Perang Israel dan Hamas makin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut, menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 138 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 22.313 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (4/1/2024), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Anadolu.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel