Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pidato Haniyeh di Pemakaman Bos Hamas al-Arouri: Tewasnya Arouri Jadi Bukti Pola Pikir Kotor Israel

Saat prosesi pemakaman Saleh al-Arouri, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyampaikan pidato, singgung pola pikir Israel yang kotor.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Pidato Haniyeh di Pemakaman Bos Hamas al-Arouri: Tewasnya Arouri Jadi Bukti Pola Pikir Kotor Israel
MAHMOUD ZAYYAT / AFP
Pemimpin gerakan Hamas Palestina Ismail Haniyeh berbicara di rapat umum selama kunjungannya ke kota Saida di Lebanon selatan, pada 26 Juni 2022. - Saat prosesi pemakaman Saleh al-Arouri, Kamis (4/1/2024), pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyampaikan pidato. Haniyeh menyinggung pola pikir Israel yang kotor. 

TRIBUNNEWS.com - Prosesi pemakaman pejabat senior Hamas, Saleh al-Arouri, di Beirut, Lebanon, dihadiri ribuan orang, Kamis (4/1/2024).

Jenazah al-Arouri dibawa ke sebuah masjid di Beirut untuk disalatkan, sebelum dibawa ke Pemakaman Syuhada Palestina.

Dikutip dari AP News, peti mati al-Arouri terlihat dibungkus menggunakan bendera Palestina dan Hamas.

Saat prosesi pemakaman, senjata milik al-Arouri diletakkan di peti matinya.

Ppejabat Palestina, termasuk pejabat tinggi Hamas, Moussa Abu Marzouk, turut menghadiri pemakaman al-Arouri.

Beberapa perwakilan kelompok politik Lebanon juga menghadiri pemakaman al-Arouri.

Bos Hamas, Saleh al-Arouri
Bos Hamas, Saleh al-Arouri (KHALED DESOUKI / AFP)

Baca juga: Saleh al-Arouri: Bos Hamas Paling Ditakuti AS, Jadi Target Israel, dan Kini Tewas di Tangan Zionis

Dalam kesempatan itu, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyampaikan sebuah pidato.

BERITA REKOMENDASI

Ia mengatakan kekalahan Israel di Gaza membuat pasukan Zionis mengalihkan serangan dan target ke Lebanon.

"Musuh (Israel) melarikan diri dari kegagalan dan kekalahannya (di Gaza), mengalihkan (serangannya) ke Lebanon," kata Haniyeh.

Ia menambahkan serangan Israel yang menewaskan al-Arouri adalah bukti kotornya pola pikir Israel.

Diketahui, al-Arouri tewas dalam serangan drone Israel di Beirut pada Selasa (2/1/2024).

Sehari setelahnya, serangan Israel di Lebanon selatan pada Rabu (3/1/2024), menewaskan sembilan anggota Hizbullah, termasuk seorang komandan lokal.


Angka itu merupakan jumlah tertinggi sejak pertempuran di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel dimulai pada 8 Oktober 2023.

Hingga saat ini, total ada 143 pejuang Hizbullah yang tewas akibat serangan Israel.

Tak lama setelah serangan itu, pada Rabu malam, pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrullah, berjanji akan membalas dendam.

Ia mengulangi pernyataan Hizbullah, bahwa "kejahatan berbahaya", yaitu pembunuhan al-Arouri, tidak akan dibiarkan begitu saja.

Nasrallah mengatakan Hizbullah sejauh ini berhati-hati dalam perhitungan strategisnya dalam konflik tersebut.

Ia menuturkan, Hizbullah menyeimbangkan antara "kebutuhan mendukung Gaza dan mempertimbangkan kepentingan nasional Lebanon."

Tetapi, jika Israel menyerang Lebanon, Hizbullah siap melakukan "pertempuran tanpa batas."

"Mereka (Israel) akan menyesalinya," ujar Nasrallah.

Profil Saleh al-Arouri

Baca juga: Bos Hamas Saleh al-Arouri Pernah Singgung Ingin Mati Syahid, Kini Tewas akibat Drone Israel

Saleh al-Arouri lahir di kota Arura, dekat kota Ramallah di Tepi Barat pada 1966.

Ia bersekolah di sekolah lokal untuk pendidikan dasar dan lulus sekolah menengah pada 1984.

Setelahnya, al-Arouri mendaftar ke Universitas Hebron di Tepi Barat bagian selatan dan lulus dengan gelar sarjana di bidang Syariah Islam pada 1992.

Dikutip dari Anadolu Agency, sejak remaja, al-Arouri bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan memimpin Aksi Mahasiswa Islam di Universitas Hebron pada 1985.

Setelah Hamas didirikan pada akhir 1987 oleh Ikhwanul Muslim, al-Arouri bergabung.

Al-Arouri pernah dipenjara oleh tentara Israel dalam penahanan administratif tanpa pengadilan untuk jangka waktu terbatas antara tahun 1990-1992, karena keterlibatannya dengan Hamas.

Ia dianggap sebagai salah satu pendiri Brigade al-Qassam, kelompok sayap Hamas.

Saat al-Arouri menjadi buron tentara Israel, ia mendirikan sel-sel aparat militer Brigade al-Qassam di Tepi Barat antara 1991-1992.

Lalu, di tahun 1992, ia kembali ditangkap oleh tentara Usrael dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena aksinya itu.

Sepanjang masa penahanannya, ia memainkan peran penting dalam memimpin Hamas dan berjuang melawan administrasi penjara.

Al-Arouri dibebaskan pada 2007, namun Israel menangkapnya kembali tiga bulan kemudian.

Ia ditahan selama tiga tahun hingga tahun 2010.

Mahkamah Agung Israel kemudian memutuskan untuk membebaskan al-Arouri dan mengasingkannya dari Palestina.

Ia kemudian dideportasi ke Suriah, di mana al-Arouri tinggal selama tiga tahun sebelum hidup sebagai pengembara di beberapa negara.

Terakhir, al-Arouri pindah ke Lebanon sampai pembunuhannya pada 2 Januari 2023, kemarin.

Setelah dibebaskan pada 2010, al-Arouri terpilih sebagai anggota biro politik Hamas.

Al-Arouri adalah salah satu negosiator Hamas untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran tahanan pada 2011 dengan Israel melalui mediasi Mesir.

Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Gilad Shalit, seorang tentara Israel yang ditawan oleh Hamas, dibebaskan dengan imbalan pembebasan 1.027 tahanan Palestina dari penjara Israel.

Pada 31 Juli 2021, al-Arouri terpilih kembali menjadi wakil kepala biro politik Hamas untuk kedua kalinya.

Selain jabatan tersebut, ia juga berperan sebagai pemimpin gerakan di Tepi Barat.

Pada 9 Oktober 2017, ia terpilih kembali sebagai wakil kepala biro politik.

Selanjutnya, al-Arouri terpilih menjadi ketua Hamas wilayah Tepi Barat pada 4 Juli 2021.

Di bulan November 2018, Departemen Luar Negeri AS mengalokasikan hadiah sebesar 5 juta dolar AS bagi informasi terkait ke alArouri, bersama para pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon.

Departemen Keuangan AS telah memasukkannya ke dalam daftar terorisme sejak 2015.

Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan pada 25 Oktober, enam pemimpin Hamas berada "di garis bidik Israel," termasuk al-Arouri.

Tentara Israel menyerbu rumah al-Arouri pada 31 Oktober di kota Arura dekat Ramallah di Tepi Barat.

Penggerebekan tersebut terjadi setelah berhari-hari operasi besar-besaran terhadap aktivis Hamas di kota tersebut, menjadikan rumahnya sebagai pusat investigasi.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas