Rapat Larut Malam Kabinet Perang Israel Diwarnai Perkelahian Verbal: Kepala Militer Kena Bentak
bocoran dari rapat kabinet perang ini mengungkap rencana kalau Israel memang bersiap menyerang Lebanon dengan kekuatan besar.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

“Ini seperti aku tidak memberimu jadwalku untuk besok. Jika saya perlu menyelidiki operasi tersebut, saya tidak memerlukan persetujuan,” kata Halevi dalam pembelaannya.
Dia juga menyoroti bahwa penyelidikan tersebut akan membantu tentara “menghindari kesalahan yang sama” saat mereka bersiap menghadapi kemungkinan perang dengan Lebanon.
Artinya, bocoran dari rapat ini mengungkap rencana kalau Israel memang bersiap menyerang Lebanon dengan kekuatan besar.
Baca juga: IDF Siapkan Serangan Lintas Batas ke Lebanon, Hizbullah: Israel Macan Kertas yang Incar Warga Sipil
Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga mendukung Halevi.
Dia mengatakan ke para menteri ultranasionalis supremasi Yahudi tersebut kalau penyelidikan tersebut adalah urusan militer.
“Bukan urusan Anda! Kepala staf dapat melakukan apa yang dia inginkan,” katanya ketika teriakan dimulai.
Saat perkelahian verbal meningkat dan pejabat militer kena bentak, Netanyahu langsung menghentikan rapat.
Neyatnyahu berdiri dan berkata: “Kita harus berhenti; kami akan melanjutkannya lain kali.”
“Menurut para menteri pada pertemuan tersebut, diskusi ini dilakukan seperti sirkus. Mereka bahkan mengklaim bahwa 'Netanyahu menikmati serangan itu, dan bahkan berkomentar kepada Kepala Staf bahwa dia harus mendengarkan kritik dari para menteri,” lapor Ynet.
Baca juga: Kiryat Shmona Zona Merah, Walikota Perintahkan Pemukim Israel Mengungsi: Yakin Pembalasan Hizbullah

Oposisi: Bubarkan Kabinet Perang!
Menanggapi banyaknya kebocoran yang mendetail mengenai gejolak besar di internal kabinet Israel ini, mantan perdana menteri dan pemimpin oposisi, Yair Lapid melalui media sosial menyerukan pembubaran kabinet perang.
“Kebocoran kabinet tadi malam merupakan aib dan semakin menjadi bukti bahwa kabinet ini berbahaya,” kata Lapid di media sosial.
“Negara Israel harus mengganti pemerintah dan pemimpinnya. Orang-orang ini tidak layak atas pengorbanan dan kepahlawanan laki-laki dan perempuan IDF dan tidak akan mampu mengarahkan keputusan strategis. Mereka harus pergi sekarang,” katanya.
Meningkatnya ketegangan di antara para pemimpin Israel telah memperumit situasi yang sudah memburuk ketika negara tersebut memasuki bulan ketiga perang di Gaza dan menghadapi kecaman global karena kekejaman yang dilakukan tentara IDF setiap hari terhadap warga sipil Palestina.
Pertikaian internal juga terjadi ketika Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menuju ke Israel untuk kunjungan keempatnya sejak 7 Oktober.
(oln/ToI/TC/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.