Usai Israel Bunuh Bos Hamas, Negosiasi Sandera Jadi Alot, Netanyahu Marah ke Qatar
Netanyahu marah kepada Qatar karena mengatakan negosiasi pembebasan sandera kini sulit setelah Israel membunuh Saleh Al-Arouri, bos Hamas di Lebanon.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Suci BangunDS
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan tidak akan ada pembebasan sandera kecuali Israel mematuhi syarat dari Hamas.
“Tahanan Israel tidak akan dibebaskan kecuali jika ada syarat perlawanan,” kata Ismail Haniyeh kapda Al Arabiya, Selasa (2/1/2024).
Hamas Palestina vs Israel
Setelah gagalnya perpanjangan gencatan senjata kemanusiaan pada Jumat (1/12/2023), Qatar sebagai mediator berupaya untuk membuat negosiasi baru antara Hamas dan Israel.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), 105 sandera sipil telah dibebaskan, termasuk 81 orang Israel, 23 warga Thailand, dan satu warga Filipina, yang ditukar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, dikutip dari The Times of Israel.
Hamas menolak untuk mengungkap jumlah sandera yang masih ditahannya, sementara Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, dikutip dari Al Arabiya.
Kurang lebih 240 orang diculik oleh Hamas dari wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza.
Jumlah korban jiwa di pihak Palestina di Jalur Gaza terhitung 22.722 hingga Minggu (7/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Selain itu, tercatat 325 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Kamis (4/1/2023), setelah faksi-faksi perlawanan di sana melawan Israel yang melakukan penyerbuan besar-besaran.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel