Amazon, Microsoft, dan Alphabet Pindahkan Kantor Pusat Regional di Riyadh, Ini Salah Satu Alasannya
Arab Saudi telah menekankan kepada perusahaan multinasional untuk memindahkan kantor pusat regional mereka ke kerajaan tersebut.
Penulis: Muhammad Barir
Amazon, Microsoft, dan Alphabet Rama-ramai Pindahkan Kantor Pusat Regional di Riyadh, Ini Salah Satu Alasannya
TRIBUNNEWS.COM- Perusahaan-perusahaan Barat meningkatkan kehadirannya di ibu kota Saudi Arabia.
Arab Saudi telah menekankan kepada perusahaan multinasional untuk memindahkan kantor pusat regional mereka ke kerajaan tersebut.
Amazon, Alphabet, dan Microsoft termasuk di antara perusahaan-perusahaan global terkemuka yang meningkatkan kehadiran mereka di Arab Saudi di bawah tekanan dari kerajaan tersebut, yang pada tahun 2021 memperingatkan akan menghentikan kontrak dengan perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki kantor pusat regional di dalam wilayah negaranya.
Ketiga perusahaan yang berbasis di AS tersebut telah mendapat izin untuk membangun kantor pusat regional di Riyadh. Persetujuan tersebut diberikan sebelum batas waktu 1 Januari yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi pada awalnya.
Riyadh mengeluarkan lebih dari 180 izin kepada perusahaan internasional. Perusahaan lain yang telah menerima lisensi termasuk Airbus SE, Oracle Corp., dan Pfizer Inc.
Para ahli mengatakan pemerintah memberikan waktu yang lama kepada perusahaan-perusahaan asing tersebut untuk mempersiapkan kantor pusat regional mereka di Riyadh sehingga mereka tidak mengambil risiko kehilangan ratusan miliar dolar dalam bentuk kontrak yang menguntungkan.
Para ahli ini mengkonfirmasi kepada Asharq Al-Awsat di Saudi bahwa perusahaan yang mengumumkan pemindahan kantor pusat regional mereka ke Riyadh akan mendapatkan keuntungan dari persaingan dalam pengadaan bisnis dan pemerintah.
Arab Saudi mengumumkan aturan kontrak negara tersebut pada Februari 2021; Kerajaan mengatakan bahwa mereka ingin membatasi apa yang mereka sebut kebocoran ekonomi, sebuah istilah yang digunakan untuk pengeluaran negara yang dapat menguntungkan perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai kehadiran signifikan di negara tersebut.
Bagian penting dari agenda ekonomi Mohammed bin Salman (MbS) adalah mengurangi miliaran dolar yang dikeluarkan oleh pemerintah dan warga Saudi yang meninggalkan negaranya setiap tahunnya.
Para pejabat ingin berhenti memberikan kontrak kepada perusahaan-perusahaan internasional yang hanya menerbangkan eksekutif mereka ke dan dari kerajaan tersebut.
Beberapa analis politik melihat langkah ini sebagai cara Arab Saudi untuk bersaing dengan negara tetangganya, Qatar, yang telah lama dianggap sebagai pusat bisnis terkemuka di Asia Barat, sebuah posisi yang juga disengketakan dengan Dubai di UEA.
Pada bulan Maret 2022, menteri investasi kerajaan mengatakan bahwa negaranya mungkin memberikan keringanan pajak kepada perusahaan multinasional yang merelokasi kantor pusat mereka ke Arab Saudi.
(Sumber: The Cradle)