Bos Hamas Serukan Negara-negara Muslim untuk Memasok Senjata kepada Pejuang Palestina
Ketua Hamas Ismail Haniyeh meminta negara-negara Muslim untuk memberikan senjata kepada militan Palestina.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Whiesa Daniswara
![Bos Hamas Serukan Negara-negara Muslim untuk Memasok Senjata kepada Pejuang Palestina](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pemimpin-hamas-yang-berbasis-di-qatar-ismail-haniyeh.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Bos Hamas, Ismail Haniyeh meminta negara-negara Muslim untuk memberikan senjata kepada militan Palestina.
"Kami melihat negara-negara di dunia menuangkan senjata ke dalam pendudukan (Israel)"
"Waktunya telah tiba (bagi negara-negara Muslim) untuk mendukung perlawanan dengan senjata, karena ini bukan perjuangan rakyat Palestina saja," ujar Haniyeh dalam pidatonya di Doha, Selasa (9/1/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Hingga kini, Israel masih terus melancarkan serangan ke Palestina.
Akibatnya, ribuan anak-anak di Jalur Gaza telah meninggal akibat kekerasan tersebut.
Meningkatnya kasus diare dan meningkatnya kemiskinan pangan di kalangan anak-anak, sehingga meningkatkan risiko kematian anak-anak.
"Anak-anak di Gaza terjebak dalam mimpi buruk yang semakin memburuk dari hari ke hari," kata Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF, dikutip dari Al Arabiya.
Kasus diare pada anak balita meningkat dari 48.000 menjadi 71.000 hanya dalam waktu satu minggu mulai 17 Desember atau setara dengan 3.200 kasus baru diare per hari.
Peningkatan kasus yang signifikan dalam jangka waktu yang singkat merupakan indikasi kuat bahwa kesehatan anak di Jalur Gaza semakin memburuk.
Sebelum meningkatnya permusuhan, tercatat rata-rata 2.000 kasus diare pada anak balita setiap bulannya.
Kenaikan baru-baru ini menunjukkan peningkatan yang mengejutkan sekitar 2000 persen.
Baca juga: Seberapa Kuat Hizbullah Lebanon? Mengapa Dia Ada? Bikin Kaget Dunia Karena Bisa Pukul Mundur Israel
Konflik tersebut telah merusak atau menghancurkan sistem air, sanitasi dan kesehatan penting di Jalur Gaza.
Selain itu, anak-anak pengungsi dan keluarga mereka tidak mampu mempertahankan tingkat kebersihan yang diperlukan untuk mencegah penyakit, mengingat kurangnya air bersih dan sanitasi yang mengkhawatirkan, sehingga banyak yang terpaksa buang air besar sembarangan.
Sementara itu, sangat sedikit rumah sakit yang berfungsi dan terlalu fokus dalam menanggapi tingginya jumlah pasien yang terluka akibat konflik sehingga mereka tidak mampu menangani wabah penyakit secara memadai.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada hari Selasa (9/1/2024) bahwa setidaknya 23.210 orang telah terbunuh di wilayah Palestina sejak perang dengan Israel meletus pada tanggal 7 Oktober.
Kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mencatat 126 kematian dalam 24 jam terakhir, sementara total 59.167 orang terluka di Jalur Gaza selama lebih dari tiga bulan pertempuran.
(Tribunnews.com, Widya)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.