Israel Klaim Sudah Bongkar Kerangka Militer Hamas, Isyaratkan Siap Setop Pemboman di Gaza Utara
Israel mengklaim telah membongkar kerangka militer kelompok militan Hamas Palestina dan mengisyaratkan siap untuk menghentikan pemboman di Gaza Utara
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Israel mengklaim telah membongkar kerangka militer kelompok militan Hamas Palestina dan mengisyaratkan siap untuk menghentikan pemboman di Gaza Utara.
Dilansir Al Jazeera, pernyataan tersebut diungkapkan oleh Juru bicara militer Israel.
Klaim bahwa Israel sudah membubarkan kelompok bersenjata Palestina yang berada di sisi utara Gaza, memperluas tanda-tanda bahwa Tel Aviv berencana untuk beralih ke operasi yang lebih dalam.
Juru bicara tersebut mengatakan Israel kini "sepenuhnya membongkar kerangka militer Hamas di Gaza utara".
Sekitar 8.000 pejuang Hamas tewas, dan sekarang Israel berniat untuk mengakhiri operasi tempurnya di sana.
"Pejuang Hamas tanpa kerangka kerja dan tanpa komandan," papar Juru bicara tersebut.
"Pertempuran sporadis mungkin terjadi, bersamaan dengan peluncuran roket ke arah Israel. Namun Hamas tidak lagi beroperasi secara terorganisir di wilayah tersebut," tegasnya.
"Kami sekarang fokus untuk membubarkan Hamas di tengah dan selatan Jalur Gaza," kata Juru bicara tersebut.
Kabar ini menyeruak ketika utusan Amerika dan Eropa mengunjungi wilayah tersebut pada Minggu (7/1/2024).
Kedatangan keduanya meningkatkan tekanan internasional atas bertambahnya jumlah korban tewas dan krisis kemanusiaan di Gaza.
Serangan militer Israel menggunakan drone, rudal, dan pasukan darat diluncurkan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.140 orang di Israel dan menyebabkan sekitar 240 orang ditawan.
Angka terbaru mengenai korban jiwa di Gaza menunjukkan bahwa hampir 23.000 orang tewas dan lebih dari 58.000 orang terluka.
Baca juga: PBB Sudah Peringatkan Wilayah Palestina Tak Bisa Dihuni, Israel Ngeyel Ngebom Gaza
Masih banyak lagi yang hilang, dikhawatirkan berada di bawah reruntuhan bangunan yang dibom.
Sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya telah mengungsi, dan berjuang untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal.