Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ekuador Kian Mencekam, Stasiun TV Nasional Diserbu Gangster Bersenjata saat Siaran Langsung

Suasana siaran pun semakin mencekam karena teriakan "Jangan tembak!" sebelum akhirnya sinyal televisi terputus.

Penulis: Bobby W
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Ekuador Kian Mencekam, Stasiun TV Nasional Diserbu Gangster Bersenjata saat Siaran Langsung
Tangkapan Layar TC Television
Suasana TC Television di Ekuador saat gangster bersenjata menyerang studio pada Selasa (9/1/2024) 

TRIBUNNEWS.COM - Suasana Ekuador kian memanas setelah pemerintah menerapkan keadaan darurat selama 60 hari setelah gembong narkoba hilang dari sel penjara.

Gambaran parahnya situasi Ekuador ini kian terpampang jelas kala kelompok kriminal bersenjata menyerbu studio stasiun televisi nasional di Ekuador selama siaran langsung.

Kejadian in berlangsung pada Selasa (9/1/2024) saat stasiun TV nasional Televisora Central Ecuatoriana atau TC Television diserbu oleh gangster yang mendesak Presiden Ekuador untuk mendeklarasikan status "konflik bersenjata internal" di seluruh negara.

Pihak kepolisian kemudian berhasil menangkap semua penyerbu bersenjata yang memasuki markas besar jaringan TC Televisión tersebut sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Dengan membawa pistol, senapan patah, senapan mesin, granat, dan batang dinamit, sejumlah pria menyerbu studio selama program berita El Noticiero.

Penyerbuan ini membuat publik tercengang mengingat acara tersebut berformat siaran langsung

Dalamn acara tersebut, terlihat sejumlah pria memakai penutup muka menodong beberapa karyawan untuk berbaring di lantai.

Berita Rekomendasi

Suasana siaran pun makin mencekam karena teriakan "Jangan tembak!" sebelum akhirnya sinyal televisi terputus.

Surat kabar El Universo melaporkan bahwa kerabat kerja mulai reporter dan operator kamera yang panik membanjiri grup pesan keluarga dan sahabat untuk memohon pertolongan ketika serangan terjadi.

"Mereka ingin membunuh kita semua. Tolong kami," begitu tulis salah satu pesan.

Alina Manrique, kepala pemberitaan untuk TC Television, mengatakan bahwa dia sedang berada di ruang kontrol, di seberang studio, ketika sekelompok pria bersenjata menyerbu gedung.

Baca juga: Ekuador dalam Keadaan Darurat 60 Hari, Gembong Narkoba Hilang dari Sel Penjara

Salah satu dari mereka menunjuk pistol ke kepalanya dan menyuruhnya berbaring di lantai, kata Manrique kepada Associated Press.

"Saya masih dalam keadaan terkejut," kata Manrique dalam wawancara telepon.

"Semuanya telah runtuh... Yang saya tahu adalah saatnya meninggalkan negara ini dan pergi jauh." pungkasnya.

Komandan polisi César Zapata kemudian mengatakan kepada saluran TV Teleamazonas bahwa petugas telah menyita senjata dan bahan peledak yang dibawa penyerbu.

Pihak kepolisian juga menyatakan 13 orang telah ditangkap,

"Ini adalah tindakan yang seharusnya dianggap sebagai tindakan terorisme." lanjutnya

Adegan mengerikan di televisi langsung terjadi saat kelompok kriminal di Ekuador terus melancarkan gelombang teror di seluruh negara, di tengah pecahnya kekerasan baru di penjara negara tersebut.

Ada laporan yang belum dikonfirmasi tentang pria bersenjata yang memasuki sebuah universitas di Guayaquil dan perusakan di pusat Quito, serta video media sosial yang tampaknya menunjukkan penganiayaan terhadap penjaga penjara yang ditahan oleh narapidana.

Pada malam hari, Peru menyatakan keadaan darurat di perbatasan utara dengan Ekuador.

Perdana Menteri Alberto Otarola pun dikabarkan telah mengerahkan sejumlah tentara untuk mendukung kepolisian.

Menteri pertahanan Ekuador juga dikabarkan menerahkan tenaga serupa hingga ke perbatasan negara.

Baca juga: Daniel Noboa Dilantik Jadi Presiden Ekuador, Ahli Waris Bisnis Pisang, Masih Usia 35 Tahun

Sesaat setelah serangan terhadap stasiun TV, Presiden Ekuador Daniel Noboa mengeluarkan dekrit yang menetapkan 20 geng narkoba sebagai kelompok teroris.

Ia pun memberi otoritas kepada pihak militer Ekuador untuk "menetralisir" para pelaku kejahatan tersebut "dalam batas-batas hukum kemanusiaan internasional".

Langkah tersebut datang hanya satu hari setelah Noboa menyatakan keadaan darurat menyusul kaburnya pemimpin geng kriminal paling berbahaya di negara tersebut dari penjara.

Status darurat di seluruh Ekuador ini sendiri dipicu karena gembong narkoba kelas kakap di negara tersebut, Macías, menghilang dari penjara pada hari Minggu (6/1/2024) saat pemindahan ke penjara berkeamanan maksimum di Guayaquil.

Pemimpin geng, yang telah dijatuhi hukuman 34 tahun sejak 2011 ini disebut tetap menjadi tokoh berpengaruh bahkan di balik jeruji.

Sebelumnya, Macias telah dinyatakan bersalah atas perdagangan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisir.

Ketika ribuan tentara dan polisi mencari Adolfo Macías, alias Fito, kerusuhan pun meletus di dalam dan di luar penjara.

Pemimpin geng berbahaya lainnya, Fabricio Colón, juga melarikan diri dari penjara Riobamba selama kerusuhan pada Senin malam.

Kantor jaksa Ekuador telah menghubungkan Colón, pemimpin geng Los Lobos, dengan pembunuhan kandidat presiden Fernando Villavicencio dan ancaman kematian terhadap jaksa agung, Diana Salazar.

(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas