Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Iran Sita Kapal Tanker St Nicholas Milik AS di Teluk Oman, Washington Meradang

Kapal tanker St Nicholas berbendera Marshall Islands memuat 145.000 ton minyak mentah akan berlayar dari Basra, Irak, menuju Aliaga di Turki.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Iran Sita Kapal Tanker St Nicholas Milik AS di Teluk Oman, Washington Meradang
Hindustan Times
Iran menyita kapal tanker St Nicholas berbendera Marshall Islands yang membawa 145.000 ton minyak mentah akan berlayar dari Basra, Irak, menuju Aliaga di Turki lewat Terusan Suez. Kapal ini sebelumnya bernama Suez Rajan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah Angkatan Laut Iran menyita sebuah kapal tanker pengangkut minyak milik Amerika Serikat yang tengah berlayar lepas pantai Oman, dekat Selat Hormuz.

Seperti dilansir Reuters, kapal tanker bernama St Nicholas berbendera Marshall Islands memuat 145.000 ton minyak mentah akan berlayar dari Basra, Irak, menuju Aliaga di Turki lewat Terusan Suez.

Saat melintas lepas pantai Oman, militer Iran langsung menyergap kapal kargo minyak AS tersebut,

Kapal ini diawaki 19 orang, terdiri atas 18 warga negara Filipina dan satu warga negara Yunani.

"Angkatan Laut Republik Islam Iran menyita sebuah kapal tanker minyak Amerika di perairan Teluk Oman sesuai dengan perintah pengadilan," kata kantor berita resmi IRNA.

“Para penyusup bersenjata itu dilaporkan mengenakan seragam serba hitam ala militer dan penutup wajah juga berwarna hitam,” tambahnya.

BERITA REKOMENDASI

Iran beralasan penyitaan tersebut merupakan bentuk pembalasan atas pelanggaran yang dilakukan oleh kapal Suez Rajan dan pencurian minyak Iran oleh AS.

Baca juga: Mahkamah Internasional di Den Haag Hari Ini Sidangkan Kasus Genosida Israel Atas Warga Gaza

Namun banyak pihak berasumsi bahwa serangan itu adalah pukulan balik Iran kepada AS yang telah membombardir kapal Houthi di Laut Merah.

Amerika Serikat Berang, Minta Iran Bebaskan Awak Kapal 

Merespon kabar penyitaan tersebut, AS dengan tegas mengutuk tindakan Iran karena hal tersebut merupakan bentuk pelanggaran hukum.

Washington juga mengancam akan mengambil langkah responsif apabila Iran tidak segera melepaskan kapal dan awaknya.

Baca juga: Pakar: Serangan Houthi Bikin Lalu Lintas Terusan Suez Morat-marit, Kapal Tanker yang Lewat Berkurang

"Pemerintah Iran harus segera membebaskan kapal dan awaknya," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel kepada wartawan.

Iran sita kapal tanker St Nicholas
Iran menyita kapal tanker St Nicholas berbendera Marshall Islands yang membawa 145.000 ton minyak mentah akan berlayar dari Basra, Irak, menuju Aliaga di Turki lewat Terusan Suez. Kapal ini sebelumnya bernama Suez Rajan.

"Penyitaan kapal komersial yang melanggar hukum ini hanyalah perilaku terbaru Iran atau yang dilakukan Iran dengan tujuan mengganggu perdagangan internasional," imbuh Patel.

Harga Minyak Berpotensi Melonjak

Pasca konflik laut Timur Tengah memanas akibat serangan Houthi dan penyitaan kapal tanker AS, harga minyak dunia dilaporkan melonjak tajam.

Mengutip Reuters, pada harga Minyak mentah WTI untuk kontrak Februari ditutup naik 2,2 persen menjadi 72,02 dolar per barel.

Lonjakan serupa juga terjadi pada minyak mentah Brent kontrak Maret yang naik 1,95 persen tembus ke harga 77,44 dolar As per barel pada Jumat (12/1/2024).

Baca juga: Angkatan Laut China, Rusia dan Iran Gelar Latihan Militer Gabungan di Teluk Oman

Meski harga tersebut masih dalam kategori normal, namun apabila ketegangan ini semakin memanas maka harga minyak berpotensi membara melonjak 20 persen hingga 100 persen.

Proyeksi tersebut sejalan dengan pernyataan Bank Dunia (World Bank) yang menyebut bahwa harga minyak bisa melonjak hingga 157 dolar AS per barel bila konflik Timur Tengah kian melebar.

"Dalam skenario seperti itu, mungkin ada skenario gangguan besar yang pada awalnya akan mendorong harga naik sebesar 56 persen hingga 75 persen - menjadi antara 140 dolar AS dan 157 dolar AS per barel," kata laporan World Bank.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas