Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Perdagangan Dunia Turun 1,3 Persen di Desember 2023
Maersk menyatakan perlu waktu berbulan-bulan agar rute perdagangan lewat Laut Merah kembali aman dilalui kapal-kapal kargo.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Kinerja perdagangan global turun pada bulan Desember 2023 karena serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang yang berlayar di Laut Merah.
Bos perusahaan pelayaran terbesar di dunia, Maersk, mengatakan perlu waktu berbulan-bulan sebelum rute perdagangan tersebut aman untuk dilalui.
Perdagangan global turun 1,3 persen pada bulan Desember, dengan penurunan pengiriman yang signifikan di Laut Merah yang mendorong penurunan tersebut, menurut angka dari IfW Kiel.
Sebuah laporan dari lembaga ekonomi Jerman menemukan bahwa jumlah kontainer yang melakukan perjalanan setiap hari melalui Laut Merah turun 60 persen dari 500.000 pada bulan November menjadi 200.000 pada bulan lalu.
Pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman telah melancarkan 25 serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah sejak November, memaksa jalur pelayaran untuk menangguhkan jalur perdagangan utama tersebut dan mengalihkan rute ke tempat lain.
Data terbaru yang dipublikasikan lembaga peneliti perdagangan global IfW Kiel menyatakan, perdagangan ekspor-impor Amerika Serikat selama sebulan terakhir turun masing – masing anjlok di level 1,5 persen dan 1 persen.
Mengutip The Guardian, perdagangan Eropa juga ikut membukukan rapor merah dengan nilai ekspor yang turun 2 persen sementara nilai impor amblas jadi 3,1 persen.
Penurunan nilai ekspor dan impor ini kompak terjadi pasca Houthi aktif melancarkan banyak serangan yang menargetkan kapal-kapal komersial Israel dan para negara sekutunya yang melintas di Laut Merah.
Baca juga: Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Pendapatan Mesir dari Terusan Suez Ambles 40 Persen
Para pejabat Houthi mengatakan tindakan mereka adalah bentuk protes terhadap agresi Israel di Gaza, Palestina.
Namun imbas blokade yang dilakukan Houthi ratusan raksasa pelayaran terpaksa mengalihkan rute dagang ke Cape of Good Hope yang berada di selatan Afrika demi menghindari tembakan rudal Houthi di Laut Merah
Baca juga: Aktivitas di Pelabuhan Eilat Israel Anjlok 85 Persen Imbas Serangan Houthi di Laut Merah
“Kami menargetkan Israel dan kapal-kapal terkait Israel, Angkatan Bersenjata Yaman menegaskan komitmen berkelanjutan untuk mendukung dan membantu rakyat Palestina sebagai bagian dari tugas agama, moral, dan kemanusiaan mereka,” kata juru bicara Houthi dikutip dari Almayadeen.
Tarif Pengiriman Kargo Naik Tajam
Imbas pengalihan rute ke Tanjung Harapan Afrika, sejumlah perusahaan pelayaraan kini mulai menaikan biaya tambahan bahan bakar hingga 1 juta untuk setiap perjalanan pulang pergi antara Asia dan Eropa utarahingga memicu kenaikan biaya pengiriman barang naik sebesar 100 persen.
Misalnya untuk tarif pengiriman barang Asia-Eropa Utara meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 4.000 dolar AS per kontainer berukuran 40 kaki.
Baca juga: Maersk Akan Kembali Berlayar di Laut Merah Setelah Dapat Jaminan AS dan Koalisi
Lonjakan harga juga terjadi pada pengiriman barang rute Asia-Mediterania yang naik menjadi 5.175 dolar AS per kontainer.
Sementara menurut Freightos, sebuah platform pemesanan dan pembayaran untuk angkutan internasional per awal tahun 2024, tarif pengiriman dari Asia ke Pantai Timur Amerika Utara naik 55 persen menjadi 3.900 dolar AS per kontainer berukuran 40 kaki.
Alasan ini yang membuat perusahaan Amerika dan Eropa mulai menunda aktivitas perdagangan yang berimbas pada lesunya nilai ekspor dan impor
“Karena serangan militan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah menyebabkan anjloknya volume kargo yang diangkut di wilayah. Saat ini hanya ada sekitar 200.000 kontainer diangkut melalui Laut Merah setiap hari, turun dari sekitar 500.000 per hari di bulan November,” kata lembaga IfW Kiel.
Inflasi Mengancam Banyak Negara
Analis menilai, apabila perubahan jalur terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama, hal ini dapat memicu peningkatan inflasi, lantaran kenaikan biaya logistik laut berpengaruh pada pembentukan harga pangan dan energi baik di tingkat produsen maupun konsumen.
Terlebih perdagangan maritim berkontribusi sekitar 80 persen dari total volume perdagangan dunia. Sehingga kenaikan tarif pengiriman barang yang dilakukan raksasa pelayaran berpotensi mengerek laju inflasi 2024 ke zona merah.
Baca juga: Tembakan Rudal Houthi Salah Sasaran! Hantam Kapal Tanker Rusia, Laut Merah Langsung Memanas
Pernyataan Serupa juga dilontarkan Direktur perusahaan investasi energi Tortoise Capital, Thummel yang memproyeksi ketegangan di Laut Merah dapat menyebabkan harga minyak bergerak lebih tinggi.
“Risiko geopolitik di laut Merah menyebabkan harga minyak bergerak lebih tinggi karena sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia transit melalui Terusan Suez, rute pelayaran terpendek yang menghubungkan Laut Merah ke Laut Mediterania,” jelas Thummel.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.