Yunani Minta AS Rebut Kapal Tanker St Nikolas yang Disita Iran, Wahington Punya Alasan Menyerbu?
Kapal tanker St Nikolas, yang sebelumnya bernama Suez Rajan, disita AS dari Iran pada paruh pertama tahun 2023
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Yunani Minta AS Rebut Kembali Kapal Tanker St Nikolas yang Disita Iran, Wahington Punya Alasan Menyerbu?
TRIBUNNEWS.COM - Empire Navigation Inc, pemilik kapal Yunani dari kapal tanker minyak St Nikolas yang disita oleh Iran, mengatakan kalau mereka telah meminta bantuan dari pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan kembali kapal tersebut.
Dilaporkan, permintaan itu diajuan ke pengadilan AS pada 11 Januari.
Baca juga: Cemas Israel Lenyap, AS Bujuk Iran Pakai Utusan Agar Jangan Kobarkan Perang Besar di Kawasan
“Sementara para pengaju berharap untuk mendapatkan kembali kendali atas kapal tersebut, prioritas utama mereka adalah kembalinya awak kapal dengan selamat,” kata pengacara Empire Navigation Inc dalam pengajuannya ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Columbia pada Kamis (11/1/2024).
“Pemerintah AS… sangat menyadari situasi ini, dan para pengaju menghargai bantuan apa pun yang dapat diberikan oleh pemerintah AS,” tambahnya.
Iran Balas Penyitaan Kapal oleh AS
Pada Kamis, Iran mengkonfirmasi kalau angkatan lautnya telah menyita kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall di Laut Oman.
Angkatan Laut Iran mengatakan, operasi penyitaan tersebut dilakukan atas perintah pengadilan negara mereka dengan persetujuan Organisasi Pelabuhan dan Perkapalan oleh angkatan laut Iran sebagai pembalasan atas apa yng mereka sebut sebagai pencurian minyak Iran oleh AS pada April 2023.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, sehubungan dengan penyitaan kapal tersebut, menyatakan Iran tidak memiliki dasar apapun atas pengambilan kapal tanker tersebut.
“Tidak ada pembenaran apa pun untuk menyita kapal tersebut, tidak ada alasan apa pun. Mereka harus melepaskannya,” kata dia, Kamis.
Beberapa pihak mencemaskan kalau AS akan bertindak lebih jauh terhadap Iran yang kian memanaskan eskalasi yang sudah terjadi di kawasan, khususnya di wilayah Laut Merah yang menjadi teritorial Yaman.
AS dan Inggris diketahui sudah melancarkan serangan besar terhadap Houthi, kelompok yang didukung Iran, karena memblokade Laut Merah terhadap kapal-kapal berentitas Israel.
Houthi menyatakan serangan hanya menyasar kapal-kapal entitas Israel, dari dan menuju pelabuhan negara pendudukan tersebut, sebagai bentuk dukungan terhadap perlawanan Gaza di Palestina melawan agresi militer Israel.
Adanya pengajuan hukum yang meminta bantuan AS membebaskan Kapal Tanker St Nikolas dari Iran ini dinilai berpotensi jadi alasan pembenaran bagi Wahington untuk melakukan aksi ofensif ke Teheran.
Kekhawatiran itu menyusul contoh aksi AS dan Inggris yang menyerang Yaman berdalih menyasar situs-situs kelompok Houthi.
Baca juga: Iran Rilis Video Pembunuhan Netanyahu Seusai Jenderal Korps Garda Revolusi Tewas oleh Bom Israel
Kapal tanker St Nikolas berlayar dari pelabuhan Basra di Irak dan dalam perjalanan ke Turki.
Laporan mengatakan bahwa kapal tanker itu memuat minyak di pelabuhan Irak.
Sebuah perusahaan manajemen risiko maritim Inggris, Ambrey, menggambarkan operasi penyitaan oleh Iran tersebut, dengan mengatakan bahwa “orang-orang tersebut menutupi kamera kapal”.
Lembaga tersebut juga menyebut seorang petugas kapal melaporkan mendengar suara-suara tak dikenal melalui telepon bersama dengan suara nakhoda.
“Para tersangka bersenjata dilaporkan mengenakan seragam hitam ala militer dengan masker hitam,” tulis pernyataan Ambrey.
St Nikolas, yang sebelumnya bernama Suez Rajan, telah menjadi titik ketegangan antara Teheran dan Washington.
AS menangkap kapal tanker tersebut pada April 2023 dan menyita satu juta barel minyak mentah Iran dalam prosesnya.
Washington dan sekutunya berdalih, menyita kapal tanker minyak Iran karena mereka sudah menarik diri dari perjanjian nuklir yang dikenal sebagai JCPOA, dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada tahun 2018.