Timur Tengah Memanas, Kecam Iran setelah Bombardir 3 Negara, Israel Jadi Kuncinya
Ketegangan terjadi di Timur Tengah, serangan Israel terhadap Gaza akan meningkat menjadi perang regional besar-besaran libatkan AS hingga Iran
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Belum lama ini, Iran meluncurkan serangan terhadap tiga negara di Timur Tengah.
Iran menyebut, serangan rudal balistik dilakukan dengan klaim menyasar teroris di Pakistan, Suriah dan Irak.
Tak hanya itu, Iran menyebut serangan itu merupakan pembalasan atas serangan yang dilakukan oleh Israel dan ISIS.
Mereka mengungkit pemboman ganda yang menewaskan hampir 100 orang di Kerman pada 3 Januari, yang diklaim oleh ISIS.
Serangan terhadap Pakistan pada hari Rabu, yang menewaskan dua anak dan melukai empat lainnya, ditujukan pada kelompok Baloch Jaish ul Adl, yang dituduh Iran mengambil bagian dalam serangan terhadap sebuah kantor polisi di selatan negara itu.
Kemudian, serangan Iran menghancurkan sebuah rumah keluarga di Irak dan sebuah pusat medis yang tidak digunakan lagi di Suriah.
Selain itu, ketegangan terjadi di Timur Tengah, serangan Israel terhadap Gaza akan meningkat menjadi perang regional besar-besaran.
Di antaranya mulai dari Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap pemberontak Houthi di Yaman yang melanjutkan serangannya terhadap kapal kontainer di Laut Merah; Iran telah menyerang sasaran di Irak utara, Suriah, dan Pakistan; sementara Hizbullah dan Israel telah meningkatkan intensitas pertempuran di perbatasan.
The National News menuliskan, yang masih belum jelas adalah alasan serangan Iran yang menghancurkan rumah pengusaha Kurdi Peshraw Dizayee di Erbil, terkait dengan partai terkemuka di wilayah Kurdi di Irak, Partai Demokrat Kurdi.
KDP mempunyai hubungan yang buruk dengan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Bagdad, di mana hubungan antara Bagdad dan Erbil sering kali mendekati titik putus karena ekspor minyak independen di wilayah Kurdi, yang kini telah dihentikan oleh pemerintah federal.
“Tidak ada pembenaran militer atas serangan tersebut, jadi serangan tersebut dirancang untuk mengirimkan pesan, ini adalah serangan yang mematikan,” kata Norman Ricklefs, yang menjalankan konsultan Namea berfokus pada Irak.
Baca juga: Menteri Israel Ben-Gvir Kembali Usir Warga Palestina dari Gaza: Tak Ada Cara Lain
“Selain itu, serangan tersebut ditargetkan secara hati-hati dengan harapan tidak akan menimbulkan respons militer langsung dari AS,” katanya.
“Tetapi serangan itu juga menimbulkan kemarahan besar di Irak, yang menurut saya tidak diharapkan oleh Iran sebelum mereka melancarkan serangan.” Aurora Intel, tim analis keamanan yang berfokus pada Timur Tengah, mengatakan kepada The National melalui email bahwa serangan Iran adalah sebuah “pesan,” sambil menolak klaim Iran mengenai hubungan Mossad-KDP.
Israel Kuncinya
Sementara CNN International memberitakan, serangan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah tidak akan berhenti sampai perang Israel terhadap Hamas di Gaza berakhir.