Keji, Bunuh 191 Anak-anak, Pemimpin Sekte Sesat Kenya Paul Mackenzie Jalani Tes Kesehatan Mental
Pemimpin sekte sesat di Kenya, Paul Mackenzie beserta rekan-rekannya menghadapi dakwaan pembunuhan dan diminta menjalani tes kesehatan mental.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin sekte sesat di Kenya, Paul Mackenzie beserta rekan-rekannya menghadapi dakwaan pembunuhan dan diminta menjalani tes kesehatan mental.
Pengadilan di Kenya telah memerintahkan Paul Mackenzie dan 30 rekannya untuk menjalani tes kesehatan mental, sebelum didakwa melakukan pembunuhan terhadap 191 anak-anak, yang jenazahnya telah digali sejak April lalu dari hutan Shakahola, dilansir Al Jazeera.
Dalam sidang di kota pesisir Malindi pada hari Rabu (17/1/2024), pengadilan mengabulkan permintaan penuntut untuk melakukan tes kesehatan mental terhadap 31 terdakwa.
Setelah itu, mereka secara resmi didakwa dan mengajukan pembelaan dalam dua minggu.
Jaksa mengatakan mereka akan menuntut total 95 orang atas tuduhan pembunuhan, pembunuhan tidak berencana, terorisme, dan penyiksaan, dikutip dari Wion News.
Seorang pengacara Mackenzie, yang telah ditahan sejak polisi mulai menemukan mayat-mayat di hutan, mengatakan bahwa pemimpin sekte sesat itu mengaku dirinya bekerja sama dalam penyelidikan.
Pihak berwenang mengatakan Mackenzie, yang mengklaim dirinya sebagai Kepala Gereja Good News International, memerintahkan para pengikutnya di Kenya untuk membuat diri mereka sendiri dan anak-anak mereka kelaparan sampai mati agar mereka bisa pergi ke surga sebelum dunia berakhir.
400 Jenazah Ditemukan di Hutan
Lebih dari 400 jenazah ditemukan selama berbulan-bulan penggalian di puluhan ribu hektar hutan.
Kasus ini menjadi salah satu tragedi terkait aliran sesat terburuk di dunia dalam sejarah baru-baru ini.
Selama persidangan, Mackenzie, yang mengenakan kemeja polo bergaris putih dan biru, duduk tanpa ekspresi bersama rekan-rekan terdakwa di ruang sidang.
Jaksa penuntut mengaitkan penundaan dalam mengajukan tuntutan dengan tugas yang melelahkan dan sulit dalam menemukan dan menggali begitu banyak sisa-sisa manusia dan melakukan otopsi.
Baca juga: Profil Paul Makenzie, Mantan Sopir Taksi Pimpinan Sekte Sesat Kultus Puasa di Kenya
Beberapa pengikut Mackenzie lainnya diselamatka dari hutan dalam keadaan kurus.
Susun Rencana Bertahap
Orang-orang yang mengetahui aktivitas sekte tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters tahun lalu bahwa Mackenzie merencanakan kelaparan massal dalam tiga tahap: pertama anak-anak, kemudian perempuan dan laki-laki muda, dan terakhir laki-laki.
Sebagai mantan sopir taksi di kota pesisir Mombasa, Mackenzie melarang anggota aliran sesat menyekolahkan anak-anak mereka dan pergi ke rumah sakit ketika mereka sakit, mencap lembaga-lembaga tersebut sebagai lembaga setan, kata beberapa pengikutnya.
Dia dinyatakan bersalah pada bulan Desember karena memproduksi dan mendistribusikan film tanpa izin dan dijatuhi hukuman 12 bulan penjara.
Pemimpin sekte tersebut telah ditangkap sebelumnya pada tahun 2019, juga terkait dengan kematian anak-anak, tetapi dibebaskan dengan jaminan. Kasusnya masih di pengadilan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)