Terusan Suez Mengalami Penurunan Lalu Lintas Kapal Sebesar 30 Persen, Kapal Hindari Zona Perang
Serangan angkatan laut Yaman terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel telah memaksa banyak perusahaan pelayaran besar melakukan perubahan rute.
Penulis: Muhammad Barir
Terusan Suez Mengalami Penurunan Lalu Lintas Kapal Sebesar 30 Persen, Kapal Hindari Zona Perang
TRIBUNNEWS.COM- Lalu lintas kapal Terusan Suez turun 30 persen di bulan Januari. Serangan angkatan laut Yaman terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel telah memaksa banyak perusahaan pelayaran besar melakukan perubahan rute yang mahal.
Lalu lintas pelayaran melalui Terusan Suez telah anjlok 30 persen bulan ini dibandingkan periode yang sama pada bulan Desember, kata seorang pejabat pada 18 Januari.
Osama Rabie, ketua Otoritas Terusan Suez (SCA) Mesir, mengatakan kepada MBC Mesir bahwa masalah keamanan, sehubungan dengan serangan angkatan laut Yaman yang sedang berlangsung terhadap kapal-kapal Israel, telah menyebabkan kapal-kapal melakukan rute ulang yang jauh lebih lama.
Kapal-kapal ini lebih memilih untuk tidak memasuki zona perang, tambah Rabie. Pejabat Mesir itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa pengurangan bea masuk, biaya yang harus dibayar untuk memasuki terusan, tidak akan mendorong kapal untuk kembali melalui terusan tersebut.
Otoritas Terusan Suez SCA telah menaikkan biaya transit Terusan Suez sekitar 15 persen pada bulan Oktober.
“Dampak krisis terhadap pelayaran global sangat signifikan, sehingga menyebabkan perlambatan rantai pasokan. Apa yang terjadi mengingatkan kita pada masa pandemi virus Corona. Kapal tidak bergerak, dan kalau bergerak, datangnya terlambat,” kata Rabie.
Baca juga: Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Pendapatan Mesir dari Terusan Suez Ambles 40 Persen
“Penurunan lalu lintas menyebabkan pendapatan menjadi 40 persen lebih rendah tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” tambahnya.
Awal bulan ini, media Mesir melaporkan bahwa jumlah kapal yang melewati terusan tersebut turun menjadi 544 pada tahun 2024, dibandingkan dengan 777 pada waktu yang sama tahun lalu.
Menanggapi Israel melancarkan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza, Angkatan Bersenjata pimpinan Ansarallah Yaman mengumumkan niat mereka pada tanggal 14 November untuk menargetkan setiap kapal terkait Israel yang melewati Selat Bab al-Mandab yang strategis di Laut Merah.
Selat Bab al-Mandab berfungsi sebagai pintu gerbang ke Terusan Suez, yang dilalui oleh sekitar 10 persen perdagangan global dan 8,8 juta barel minyak setiap harinya.
Baca juga: Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Pendapatan Mesir dari Terusan Suez Ambles 40 Persen
Pada tanggal 9 Desember, Ansarallah mengumumkan akan memperluas operasinya lebih jauh untuk menargetkan kapal mana pun di Laut Merah yang sedang menuju Israel, apapun kewarganegaraannya.
Tentara Yaman sejak itu telah menargetkan lebih dari selusin kapal komersial, baik yang terkait atau menuju Israel.
Serangan-serangan tersebut telah menyebabkan beberapa perusahaan pelayaran besar menunda perjalanan mereka di Laut Merah dan melakukan rute ulang yang mahal di seluruh Afrika. Hal ini juga memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian Israel.