Di Balik Gusarnya Macron Terhadap Putin di Ukraina, Ternyata Ada Kekalahan di Afrika
Prancis mulai jor-joran membantu Ukraina dalam mengadakan persenjataan dan tentara untuk mengusir Rusia.
Editor: Hendra Gunawan
“Prancis tidak memiliki tentara bayaran, baik di Ukraina maupun di tempat lain, tidak seperti negara-negara lain,” kata pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis oleh Quai d'Orsay, seraya menambahkan bahwa Prancis membantu Ukraina “dengan pasokan material militer dan pelatihan militer, sesuai sepenuhnya dengan hukum internasional. .”
Menurut Gajic, Paris telah menjadi “peserta aktif” dalam konflik Ukraina sejak tahun 2022, ketika Paris mengirim “sejumlah besar kendaraan” ke Kiev serta howitzer self-propelled Caesar, yang banyak di antaranya telah hancur dalam pertempuran tersebut.
Prancis juga berjanji untuk menyediakan lebih banyak senjata dan amunisi kepada Ukraina, meskipun produksi tahunan peluru artileri 155 mm – sekitar 20.000 – hanya akan bertahan seminggu di medan perang, Gajic menambahkan.
Pengaruh di Afrika
Pada akhir 2023 lalu, tentara Perancis terpaksa mundur dari Niger, Mali dan Burkina Faso,
Mereka mundur karena kalah perang dari para pemberontak setempat yang diiayai oleh Rusia,
Meskis secara politis Prancis tidak berpengaruh, demikian diberitakan africanews.com, Perancis masih memiliki perngaruh dalam perekonomian.
Namun pengaruh tersebut lambat laun mulai menipis. Sementara Afrika semakin ekspansif, selain membantu secara militer, Vladimir putin juga terus menggelontorkan dana ke Afrika.