Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu dari Sandera Israel Sebut Anaknya Tewas Diracun IDF, Bukan Dibunuh Hamas

Ibu seorang sandera yang meninggal mengatakan putranya menghirup asap beracun dari bom yang digunakan tentara Israel di Gaza.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Ibu dari Sandera Israel Sebut Anaknya Tewas Diracun IDF, Bukan Dibunuh Hamas
Facebook Sherman Maayan
Maayan Sherman berdiri di samping makam anaknya, Ron, yang tewas diduga diracun IDF. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita di Israel menyebut anaknya meninggal karena diracun oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat ditahan Hamas di terowongan.

IDF pun tidak bisa mengkonfirmasi penyebab kematian sandera tersebut, Middle East Eye melaporkan.

Desember lalu, pasukan Israel memulangkan jenazah tentara Ron Sherman dan Nik Beizer, serta warga sipil Prancis-Israel Elia Toledano, dari Gaza.

Mereka awalnya mengklaim ketiga sandera itu dibunuh oleh Hamas.

Namun, Maayan Sherman, ibu dari Ron Sherman, menuduh tentara Israel meracuni putranya.

“Kami diberitahu bahwa ada kemungkinan yang masuk akal bahwa dia (Ron) menghirup gas beracun dari bom IDF,” tulis Maayan di Facebooknya, Rabu (17/1/2024).

Tentara Israel mengatakan mereka tidak mengetahui bagaimana orang-orang tersebut meninggal.

Maayan Sherman berdiri di samping makam anaknya, Ron, yang tewas diduga diracun IDF
Maayan Sherman berdiri di samping makam anaknya, Ron, yang tewas diduga diracun IDF (Facebook Sherman Maayan)
BERITA REKOMENDASI

“Pada tahap ini tidak dapat disangkal atau dikonfirmasi bahwa mereka terbunuh karena pencekikan, mati lemas, keracunan, atau akibat serangan IDF atau operasi Hamas,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

IDF mengatakan mereka menemukan mayat para sandera di terowongan Hamas di Jabaliya, dekat lokasi di mana Ahmed Jarandor, komandan brigade utara Hamas, terbunuh sebulan sebelumnya.

Mereka mengklaim bahwa mereka tidak mengetahui lokasi para sandera ketika mereka menyerang terowongan tempat Jarandor berada.

Maayan membantah klaim itu.

Baca juga: Maya Sherman, Ibu dari Tentara IDF Mengatakan Anaknya Mati karena Gas Beracun dari IDF di Terowongan

Ia mengatakan bahwa Mayor Jenderal Angkatan Darat Rasan Alian mengatakan kepadanya bahwa mereka mengetahui lokasi putranya.

Maayan menyebut pernyataan terbaru IDF tersebut sebagai “kebohongan lain dalam topeng kebohongan”.

Maayan juga mempertanyakan apakah Israel berusaha menutupi operasi tersebut, karena dia yakin mereka mungkin telah mengorbankan tiga sandera untuk membunuh Jarandor.

Ia mengatakan tentara Israel memompa gas beracun ke area terowongan tempat putranya ditahan.

Di Facebook, Maayan mengklaim bahwa putranya memang dibunuh, tapi bukan oleh Hamas.

Tentara Israel sebelumnya mengakui membunuh sandera dalam perangnya di Gaza, sehingga menyebabkan keributan di masyarakat Israel.

Hamas mengatakan lebih dari 20 sandera tewas akibat pemboman Israel namun Israel belum mengkonfirmasi kematian tersebut.

Pada bulan November 2023, gencatan senjata selama empat hari memungkinkan pembebasan sejumlah sandera Israel dan orang asing yang ditahan oleh kelompok bersenjata di Gaza.

Kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, termasuk orang tua dan anak-anak.

Pasukan Israel Diduga Terapkan Protokol Hannibal, 12 Sandera Tewas Terkena Tembakan Tank IDF

Dalam insiden terpisah, IDF juga diduga menghabisi nyawa warganya sendiri yang berada dalam tawanan Hamas.

Belasan sandera Israel tewas diduga akibat tembakan IDF di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada awal Oktober lalu.

Media Israel Haaretz, kemudian menuntut penyelidikan atas tewasnya sandera tersebut, Anadolu Agency melaporkan, Senin (8/1/2024).

Setidaknya 12 sandera yang disandera oleh pejuang Hamas tewas ketika sebuah tank Israel menembakkan dua peluru ke sebuah rumah di pemukiman Be’eri pada 7 Oktober lalu, menurut Haaretz.

Baca juga: Ibu Sandera Hamas Tuding Zionis Sembrono, Bunuh Anaknya Dengan Asap Beracun

“Tidak ada tuntutan yang lebih bisa dibenarkan selain permintaan keluarga orang-orang yang terbunuh dalam insiden penyanderaan di Kibbutz Be’eri untuk menyelidiki tindakan tentara dan menerima jawaban mengenai kematian orang yang mereka cintai,” tulis Haaretz dalam sebuah laman editorial.

Surat kabar tersebut meminta tentara Israel untuk memberikan penjelasan mengenai tindakan tentara Israel selama serangan terhadap pemukiman tersebut.

Dikatakan bahwa penyelidikan akan membantu menjelaskan apakah Protokol Hannibal, diterapkan selama serangan itu.

Protokol Hannibal menyatakan bahwa orang Israel yang mati lebih baik daripada tawanan yang ditahan musuh.

Menurut media Israel, Protokol Hannibal adalah arahan militer Israel yang mengatur bagaimana unit lapangan harus bertindak ketika seorang tentara ditangkap oleh pasukan musuh.

Dikatakan bahwa protokol tersebut dirancang pada tahun 1986 tetapi dibatalkan pada tahun 2016 berdasarkan keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Israel saat itu, Gadi Eisenkot.

Eisenkot saat ini menjabat sebagai menteri di Dewan Menteri Militer.

Haaretz juga mengatakan bahwa melakukan penyelidikan akan membantu memperjelas apakah protokol militer ini benar digunakan terhadap sandera Israel yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.

Hamas diyakini menyandera hampir 136 warga Israel di wilayah yang diblokade setelah serangannya pada 7 Oktober.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 23.084 warga Palestina dan melukai 58.926 lainnya, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Sementara itu hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh pasukan Perlawanan Palestina.

Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza.

60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas