IDF di Pos Pantau Banyak yang Tewas, Wanita Tentara Israel yang Ogah Dinas Dijebloskan ke Penjara
lusinan perempuan tentara Israel menolak dipindahkan ke posisi yang telah ditentukan di pos pengamatan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
IDF di Pos Pengawasan Banyak yang Tewas, Wanita Tentara Israel yang Ogah Dinas Dijebloskan Penjara
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan media Israel, Ynet menyoroti masalah mendasar mengenai penolakan perempuan tentara Israel (IDF) untuk bertugas di pos-pos pengawasan vital.
Laporan itu, mengutip juru bicara pasukan pendudukan Israel (IDF), Daniel Hagari, menyebut kalau lusinan perempuan tentara Israel menolak dipindahkan ke posisi yang telah ditentukan di pos pengamatan.
Hagari mengatakan IDF bahkan harus “meyakinkan” dan “menjelaskan” kepada tentara mereka mengenai pentingnya posisi tersebut.
Baca juga: Brigade Al-Qassam Terbitkan Video yang Bikin Kaget Israel: Sekali Sergap Puluhan IDF Tewas
Gelombang keengganan di pihak tentara perempuan Israel terjadi setelah sejumlah tentara IDF yang bertugas di pos-pos tersebut ditawan atau dibunuh oleh milisi Perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023.
Menurut Ynet, sekitar 50 tentara yang dimobilisasi minggu ini menolak dipindahkan dari kamp pelatihan dan menjalankan tugas yang diberikan.
Situs berita tersebut mengatakan tindakan mereka mengabaikan beberapa peringatan dan ketentuan wajib militer mereka di bawah pangkat kemiliteran IDF.
“Kami mempunyai kewajiban moral dan etika untuk memperbaiki apa yang terjadi pada hari itu ketika kami gagal melindungi pos terdepan [Nahal Oz],” kata Hagari kepada Ynet, merujuk pada pos terdepan kolonial yang dikuasai oleh Perlawanan Palestina pada hari pertama serangan Banjir Al-Aqsa oleh Hamas.
Seperti dijelaskan oleh Ynet, terdapat “banyak bukti” kalau para komandan senior Israel mengabaikan “peringatan” yang diberikan berulang kali oleh wanita tentara IDF yang ditugaskan di pos-pos observasi, mengenai adanya serangan yang akan datang.
Pengabaian ini memicu kekhawatiran untuk melakukan tugas-tugas tersebut.
Baca juga: Laut Merah Makin Menyala, Milisi Irak Gabung Houthi Yaman: Adang Hingga Pelabuhan Israel Mati Total
IDF Menahan Wanita Tentara Mereka
Menariknya, Ynet mengatakan beberapa perempuan wajib militer yang menolak bertugas dibawa ke “penahanan atau penjara.”
Salah satu tentara wanita yang ditahan menggambarkan kejadian yang sedang berlangsung sebagai aib.
”Prajurit tersebut berusaha untuk membebaskan dirinya dari dinas dengan mengajukan dokumen yang merinci bahwa dia menderita beberapa penyakit mental, termasuk gangguan kecemasan" dan gangguan fokus," tulis laporan tersebut.
Anggota wajib militer tersebut mengatakan kepada keluarganya, "Sejak tanggal 7 Oktober, saya tidak dapat menjalankan tugas sama sekali. Sayangnya, tentara tidak mau memeriksa dokumen saya selama sebulan terakhir dan saat ini mereka tidak mendengarkan saya sama sekali dan tidak bersedia membiarkan saya bertemu dengan seorang perwira militer dan menjebloskan saya ke penjara."