Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Amerika Serikat Segera Menarik Tentaranya dari Irak, Ini Kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS

AS mengkonfirmasi pembicaraan segera mengenai penarikan militer dari Irak.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Amerika Serikat Segera Menarik Tentaranya dari Irak, Ini Kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS
Tangkapan layar Twitter/@CENTCOM
Pesawat jet Amerika Serikat melancarkan serangan baru membombardir Yaman dan Irak semalam. Pentagon mengatakan penyerangan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap 'serangan yang meningkat' yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Irak dan Yaman yang mendukung Palestina. 

Amerika Serikat Mengkonfirmasi Pembicaraan untuk Segera Menarik Tentaranya dari Irak

TRIBUNNEWS.COM- AS mengkonfirmasi pembicaraan segera mengenai penarikan militer dari Irak.

Ketika tekanan internal meningkat untuk melihat keluarnya pasukan AS dari negara yang dilanda perang tersebut, para pejabat di Washington mengatakan perundingan akan memakan waktu beberapa bulan dan hasilnya masih tidak jelas.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi kepada Al-Hurra pada tanggal 24 Januari bahwa Washington dan Baghdad hampir menyetujui tanggal untuk memulai pembicaraan mengenai keluarnya pasukan AS dari negara tersebut di bawah Komisi Tinggi Militer (HMC) yang dibentuk Agustus.

“Seperti yang kami umumkan pada Agustus 2023, kami menantikan untuk melanjutkan (pembentukan) [HMC] karena hal itu mencerminkan komitmen mendalam Amerika Serikat terhadap stabilitas regional dan kedaulatan Irak,” kata juru bicara tersebut seperti dikutip oleh The New York Times.

“Kedua pihak akan membahas bagaimana misi tersebut dapat berkembang dalam jangka waktu tertentu berdasarkan beberapa faktor, termasuk ancaman dari ISIS, lingkungan operasional, dan kemampuan pasukan Irak… Kami telah membicarakan masalah ini selama berbulan-bulan, dan waktunya. tidak ada hubungannya dengan serangan baru-baru ini. Amerika Serikat akan mempunyai hak penuh untuk membela diri selama perundingan,” tambah juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu.

Konfirmasi ini muncul setelah laporan CNN dan Reuters yang mengungkapkan pembicaraan mendatang mengenai ribuan tentara AS yang saat ini berada di Irak.

BERITA REKOMENDASI

Menurut Reuters, Duta Besar AS Alina Romanowski menyampaikan surat kepada Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein pada hari Rabu. Baghdad menggambarkan surat itu sebagai penting dan mengatakan Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani sedang mempelajarinya.

“Dengan melakukan hal ini, AS … menghilangkan prasyarat yang mengharuskan serangan terhadap AS oleh kelompok militan Irak yang didukung Iran di Irak terhenti terlebih dahulu,” kata outlet berita Inggris tersebut mengutip tiga sumber.

Lebih jauh lagi, sumber-sumber tersebut mengklaim bahwa perundingan ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan, atau bahkan lebih lama lagi, dengan hasil yang tidak jelas dan tidak ada penarikan pasukan AS dalam waktu dekat.

“Sebagian dari diskusi akan fokus pada apakah dan kapan penghentian kehadiran militer AS di Irak dapat dilakukan. AS lebih memilih jadwal yang didasarkan pada kondisi di Irak, termasuk kekalahan ISIS yang sedang berlangsung dan stabilitas pemerintah serta pasukan keamanan Irak,” kata pejabat AS yang tidak disebutkan namanya kepada CNN.

Terlepas dari keinginan Washington, sumber tersebut menambahkan bahwa Irak lebih memilih jadwal berdasarkan garis waktu, menetapkan tanggal penarikan pasukan Amerika terlepas dari stabilitas atau situasi keamanan di negara tersebut.


Baghdad telah meningkatkan tekanan untuk menentukan tanggal keluarnya pasukan AS sebagai tanggapan terhadap beberapa serangan dan pengeboman yang dilancarkan Pentagon terhadap para pejabat dan posisi Unit Mobilisasi Populer (PMU) di Irak.

Baca juga: Fase II Serangan Koalisi Milisi Irak ke Israel: Pelabuhan Ashdod Kena Drone, Haifa Disambar Rudal 

Sejak dimulainya kampanye genosida Israel di Gaza, faksi lokal yang berafiliasi dengan PMU – di bawah payung Perlawanan Islam di Irak (IRI) – telah melakukan lebih dari 150 serangan terhadap pangkalan AS di Irak dan Suriah, menuntut Washington berhenti mendukung pembunuhan massal warga Palestina.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas