Demi Pariwisata dan Bisnis, Arab Buka Toko Miras Cuma Buat Diplomat Non Muslim, Apa Saja Aturannya?
Toko miras pertama Arab Saudi resmi dibuka di Riyadh dan hanya diperuntukkan bagi diplomat non-Muslim.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
Alkohol hanya tersedia melalui surat diplomatik atau di pasar gelap.
Arab Saudi bukan satu-satunya negara yang melarang penjualan alkohol.
Di sejumlah negara, umat Islam dilarang meminum alkohol karena alasan agama oleh pemerintah.
Namun, undang-undang yang sama tidak berlaku bagi non-Muslim.
Di Pakistan, Oman, dan Qatar, alkohol secara sah disajikan kepada non-Muslim yang memperoleh izin masuk restoran dan hotel berlisensi, dan dalam beberapa kasus, individu tersebut juga dapat membeli alkohol dari toko minuman keras.
Di Timur Tengah, ada Kuwait yang telah melarang penjualan dan pembelian semua minuman keras di dalam wilayah negaranya sejak 1965.
Pada masa itu, tindakan ini menyebabkan ratusan warganya meninggal atau dirawat di rumah sakit karena mereka malah meminum parfum dan menggosok. alkohol, Time melaporkan.
Sampai sekarang, undang-undang tersebut masih berlaku.
Di Somalia dan Brunei, konsumsi alkohol di ruang publik adalah ilegal bagi siapapun, meskipun non-Muslim dan pengunjung asing secara teknis dapat minum secara pribadi.
Somalia menaikkan hukuman tiga kali lipat untuk pelanggaran terkait alkohol pada tahun 2021, dilansir Gulf News.
Di beberapa negara lain, seperti Libya, Bangladesh, dan Iran, alkohol dinilai melanggar hukum, namun penjualan bawah tanah, penyelundupan lintas batas dan produksi alkohol buatan sendiri dilaporkan umum terjadi.
Sudan menerapkan larangan total terhadap minuman beralkohol hingga tahun 2020, ketika negara tersebut melonggarkan undang-undangnya yang memperbolehkan non-Muslim untuk minum minuman beralkohol, meskipun tidak dengan penganut agama Islam.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)