Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jalan-Jalan Utama Tel Aviv Lumpuh Total, Ribuan Warga Israel Desak Natanyahu 'Mengalah' Demi Sandera

Ribuan warga Israel memblokir jalan-jalan utama di Tel Aviv, menuntut pembebasan sandera di Gaza, menurut laporan Media Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Jalan-Jalan Utama Tel Aviv Lumpuh Total, Ribuan Warga Israel Desak Natanyahu 'Mengalah' Demi Sandera
AHMAD GHARABLI / AFP
Para pengunjuk rasa mengangkat plakat dan bendera nasional selama unjuk rasa menuntut pembebasan warga Israel yang disandera seratus hari sebelumnya oleh kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober, di luar Parlemen Israel di Yerusalem pada 15 Januari 2024. 

Jalan-Jalan Utama Tel Aviv Lumpuh Total, Ribuan Warga Israel Desak Natanyahu 'Mengalah' Demi Sandera

TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 5.000 pengunjuk rasa, termasuk keluarga sandera, menutup jalan raya utama Ayalon.

Laporan surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, menyebut, ribuan pengunjuk rasa Israel menutup dua jalan utama di Tel Aviv pada Rabu (24/1/2024) malam.

Mereka menuntut kesepakatan segera dengan Hamas untuk pembebasan sandera di Jalur Gaza.

Baca juga: Hamas Lebih Canggih dari Perkiraan Intelijen IDF, Media AS: Israel Gagal Capai Semua Tujuan Perang 

"Sekitar 5.000 pengunjuk rasa, termasuk keluarga sandera, menutup jalan raya utama Ayalon di Tel Aviv, sementara yang lain menutup Jalan Kaplan di kedua sisi, menghalangi lalu lintas," tulis lapor surat kabar Yedioth Ahronoth.

Mereka mengangkat foto para sandera dan spanduk dengan slogan-slogan seperti “Setuju Sekarang”, “Gencatan Senjata”, “Kembalikan para sandera” dan “Tidak ada solusi militer terhadap masalah politik.”

Dalam beberapa hari terakhir, tekanan rakyat meningkat terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera mencapai kesepakatan guna membebaskan sekitar 137 sandera yang menurut Israel masih ditahan oleh kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza.

KEMPING- Keluarga para sandera berkemah di luar rumah benjamin Netanyahu di Kaisarea, menuntut pembebasan segera orang-orang yang mereka cintai, yang menurut mereka, waktunya hampir habis.
KEMPING- Keluarga para sandera berkemah di luar rumah benjamin Netanyahu di Kaisarea, menuntut pembebasan segera orang-orang yang mereka cintai, yang menurut mereka, waktunya hampir habis. (Tangkapan layar Twitter)

Tak Jamin Kembalikan Semua Sandera Hidup-Hidup

Berita Rekomendasi

Bagi Netanyahu, desakan ini berarti juga tuntutan baginya untuk mengalah pada keinginan Hamas.

Hamas menyatakan, tidak akan ada pembebasan sandera Israel apapun jika perang tidak dihentikan secara total.

Sedangkan Netanyahu berulangkali menyatakan kalau perang akan terus berlanjut sampai tujuan dan target mereka terpenuhi dalam Perang Gaza.

Baca juga: Jenderal Israel: Tujuan Perang Gagal, Tak Ada Solusi Buat Terowongan Rafah, Ajak Hamas Negoisasi

Sebelumnya pada hari Rabu, surat kabar Israel Israel Hayom melaporkan bahwa Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan kepada keluarga para sandera bahwa dia tidak dapat berkomitmen untuk membawa mereka semua kembali hidup-hidup, hal ini merupakan pernyataan yang pertama kali dilakukan.

Netanyahu mengatakan pada Senin kalau ada usulan Israel untuk mencapai kesepakatan dengan faksi-faksi Palestina di Gaza, tanpa mengungkapkan rinciannya.

Baca juga: Hamas Menang Lagi, Israel Tawarkan Jeda Perang Dua Bulan

Hamas belum secara resmi mengomentari tawaran Israel sejauh ini.

Mesir, Qatar dan Amerika Serikat mensponsori upaya untuk mencapai penghentian sementara kedua dalam pertempuran di Gaza.

Jeda pertama dicapai pada November tahun lalu, yang berujung pembebasan 105 tahanan yang ditahan oleh Hamas, termasuk 81 warga Israel, 23 warga negara Thailand dan satu warga Filipina, serta 240 tahanan Palestina.

Sejak 7 Oktober tahun lalu, tentara Israel telah melakukan perang destruktif di Jalur Gaza, yang mengakibatkan 25.700 korban jiwa dan 63.740 orang terluka, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, kata pihak berwenang Palestina.

Bombardemen Israel juga menyebabkan kehancuran besar-besaran serta bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut badan dan lembaga PBB.

(oln/anadolu/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas