PBB dan Inggris Ingin Paksa Israel Terima Solusi Dua Negara untuk Akhiri Perang di Gaza
PBB dan Inggris kembali menegaskan bahwa solusi dua negara adalah kunci mewujudkan perdamaian sekaligus mengakhiri perang Hamas dan Israel di Gaza.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Inggris kembali menegaskan bahwa solusi dua negara adalah kunci untuk mewujudkan perdamaian sekaligus mengakhiri perang Hamas dan Israel di Gaza.
Pernyataan tersebut mencerminkan keprihatinan global setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu menentang berdirinya negara Palestina dengan alasan negaranya memerlukan kontrol keamanan penuh atas wilayah Palestina.
Belum lama ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan penolakan terhadap berdirinya negara Palestina akan memperpanjang perang di Jalur Gaza.
“Penolakan dan penolakan hak kenegaraan rakyat Palestina akan memperpanjang konflik yang telah menjadi ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global,” kata Guterres dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron juga dijadwalkan untuk membahas topik solusi dua negara saat ia memulai kunjungannya ke Timur Tengah pada Rabu (24/1/2024).
“Tidak seorang pun ingin melihat konflik ini berlangsung lebih lama dari yang diperlukan,” kata Cameron.
“Jeda segera diperlukan untuk memasukkan bantuan dan mengeluarkan sandera. Situasinya menyedihkan,” imbuhnya.
Baca juga: Sekjen PBB: Penolakan Israel Atas Solusi Dua Negara Jadi Amunisi Baru Perlawanan untuk Palestina
Cameron ingin memetakan arah “untuk beralih dari jeda menuju gencatan senjata yang berkelanjutan dan permanen tanpa kembali ke permusuhan”.
“Rencana seperti itu akan mengharuskan Hamas untuk menyetujui pembebasan semua sandera, Hamas tidak lagi bertanggung jawab atas serangan roket Gaza ke Israel, dan adanya kesepakatan bagi Otoritas Palestina untuk kembali ke Gaza guna memberikan pemerintahan dan layanan dan, semakin meningkat, keamanan,” katanya.
Baca juga: Penembak Jitu Israel Bunuh Psikolog Terpandang Palestina Fadel Abu Hein
Dalam kunjungannya ke Timur Tengah, Cameron juga diperkirakan akan meminta Israel membuka lebih banyak titik penyeberangan untuk memungkinkan pengiriman bantuan ke Gaza, termasuk pelabuhan Israel di Ashdod dan penyeberangan Karem Abu Salem (dikenal sebagai Kerem Shalom dalam bahasa Ibrani), serta memulihkan pasokan air, bahan bakar dan listrik ke wilayah pesisir.