Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PBB dan Inggris Ingin Paksa Israel Terima Solusi Dua Negara untuk Akhiri Perang di Gaza

PBB dan Inggris kembali menegaskan bahwa solusi dua negara adalah kunci mewujudkan perdamaian sekaligus mengakhiri perang Hamas dan Israel di Gaza.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in PBB dan Inggris Ingin Paksa Israel Terima Solusi Dua Negara untuk Akhiri Perang di Gaza
AFP/-
Foto yang diambil pada tanggal 22 Januari 2024 di pinggiran selatan Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza, menunjukkan keluarga-keluarga Palestina melarikan diri dari kota melalui jalan pesisir menuju Rafah, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Tentara Israel membombardir Khan Yunis, pusat perang terbaru di Gaza, pada 22 Januari 2024 setelah Perdana Menteri Israel menolak apa yang dikatakannya sebagai persyaratan Hamas untuk pembebasan sandera, bahkan di tengah meningkatnya tekanan dari keluarga mereka. (Photo by AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Inggris kembali menegaskan bahwa solusi dua negara adalah kunci untuk mewujudkan perdamaian sekaligus mengakhiri perang Hamas dan Israel di Gaza.

Pernyataan tersebut mencerminkan keprihatinan global setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu menentang berdirinya negara Palestina dengan alasan negaranya memerlukan kontrol keamanan penuh atas wilayah Palestina.

Belum lama ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan penolakan terhadap berdirinya negara Palestina akan memperpanjang perang di Jalur Gaza.

“Penolakan dan penolakan hak kenegaraan rakyat Palestina akan memperpanjang konflik yang telah menjadi ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global,” kata Guterres dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron juga dijadwalkan untuk membahas topik solusi dua negara saat ia memulai kunjungannya ke Timur Tengah pada Rabu (24/1/2024).

“Tidak seorang pun ingin melihat konflik ini berlangsung lebih lama dari yang diperlukan,” kata Cameron.

Berita Rekomendasi

“Jeda segera diperlukan untuk memasukkan bantuan dan mengeluarkan sandera. Situasinya menyedihkan,” imbuhnya.

Baca juga: Sekjen PBB: Penolakan Israel Atas Solusi Dua Negara Jadi Amunisi Baru Perlawanan untuk Palestina

Cameron ingin memetakan arah “untuk beralih dari jeda menuju gencatan senjata yang berkelanjutan dan permanen tanpa kembali ke permusuhan”.

“Rencana seperti itu akan mengharuskan Hamas untuk menyetujui pembebasan semua sandera, Hamas tidak lagi bertanggung jawab atas serangan roket Gaza ke Israel, dan adanya kesepakatan bagi Otoritas Palestina untuk kembali ke Gaza guna memberikan pemerintahan dan layanan dan, semakin meningkat, keamanan,” katanya.

Baca juga: Penembak Jitu Israel Bunuh Psikolog Terpandang Palestina Fadel Abu Hein

Dalam kunjungannya ke Timur Tengah, Cameron juga diperkirakan akan meminta Israel membuka lebih banyak titik penyeberangan untuk memungkinkan pengiriman bantuan ke Gaza, termasuk pelabuhan Israel di Ashdod dan penyeberangan Karem Abu Salem (dikenal sebagai Kerem Shalom dalam bahasa Ibrani), serta memulihkan pasokan air, bahan bakar dan listrik ke wilayah pesisir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas