Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Warga Rusia Pilih Tinggal di Hutan Menolak Dikirim ke Medan Perang Lawan Ukraina

Jika pihak berwenang tidak dapat menyerahkan surat panggilan kepadanya secara langsung, dia tidak bisa dipaksa untuk berperang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cerita Warga Rusia Pilih Tinggal di Hutan Menolak Dikirim ke Medan Perang Lawan Ukraina
Via BBC
Kalinin tidak tahu berapa lama lagi dia akan tinggal di hutan. Terlihat tenda yang dipakai di hutan. /FOTO: ADAM KALININ 

Meskipun Kalinin sendiri belum mendapat panggilan untuk berperang, dia berkata situasinya terus berubah dan dia khawatir akan mendapat panggilan di masa depan.

Secara resmi, pekerja TI seperti Kalinin dibebaskan dari wajib militer, tetapi ada banyak laporan di Rusia tentang pengabaian pengecualian seperti itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi pada 21 September, tak lama setelah serangan balasan kilat Ukraina di wilayah Kharkiv tempat mereka merebut kembali ribuan kilometer persegi wilayah dari pasukan Rusia.

Putin mengatakan mobilisasi itu diperlukan untuk mempertahankan Rusia melawan Barat.

Tetapi banyak orang di negara itu memprotes, dan ada kekacauan di perbatasan Rusia karena ratusan ribu orang berusaha melarikan diri.

Mobilisasi itu berdampak besar pada Rusia. Sampai saat itu, banyak warga Rusia dapat melanjutkan hidup mereka seperti sebelum perang.

Memang, beberapa produk Barat menghilang dan sanksi membuat transaksi keuangan jadi lebih sulit, tetapi dampak langsung pada masyarakat sebagian besar terbatas.

BERITA REKOMENDASI

Mobilisasi membawa perang ke pintu banyak keluarga Rusia. Tiba-tiba, anak laki-laki, ayah, dan saudara laki-laki dikerahkan ke garis depan dalam waktu singkat, seringkali dengan peralatan yang buruk dan pelatihan yang minimal.

Kalau sebelumnya konflik ini terasa jauh, sekarang ia tidak mungkin diabaikan.

Meski begitu, aksi protes publik jarang terjadi di Rusia - hal yang telah dikritik di Ukraina dan di Barat. Tetapi Kalinin mengatakan orang-orang benar-benar takut akan apa yang mungkin terjadi pada mereka.

"Kami hidup di negara totaliter yang telah menjadi begitu kuat. Dalam enam bulan terakhir, banyak undang-undang telah disahkan dengan kecepatan yang luar biasa.

"Jika seseorang berbicara sekarang menentang perang, negara akan mengejar mereka."

Dia memposting video dan foto lingkungan sekitarnya, rutinitas hariannya, dan cara pengaturan kamp-nya. Ada sangat banyak kegiatan memotong kayu.

Kalinin mengaku tidak begitu merindukan kehidupannya sebelum perang. Dia menyebut dirinya seorang introvert yang tidak keberatan sendirian, meskipun dia merindukan istrinya dan ingin melihatnya lebih sering.

Namun, dia menerangkan bahwa situasinya saat ini masih lebih baik daripada dikirim ke garis depan atau ke penjara.

"Saya sudah banyak berubah, sehingga hal-hal yang mungkin saya rindukan sudah memudar ke latar belakang," ujarnya.

Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas